Diluar sana, sekolah sekolah maupun lembaga-lembaga maju, terbiasa merayakan prestasi siswa dan anggotanya, tiap minggu. Betapa penting prestasi, sebab ia harus hadir menjadi keinginan bagi banyak orang, need for achievement (n-ach), kebutuhan berprestasi.
Di Muhammadiyah, n-ach, sebenarnya telah ditanamkan para pendahulu kita. Lihatlah tujuan bermuhammadiyah, sewaktu masa penerapan azas tunggal pancasila, persyarikatan kita pernah merumuskan tujuannya dengan kalimat “…. masyarakat utama”, untuk menggantikan masyarakat islam.
Kita juga masih ingat, bagaimana para pendahulu kita merumuskan fungsi kader dalam Muhammadiyah, salah satunya adalah sebagai “pelopor”. Pendek kata, untuk menjaga keberlangsungan Muhammadiyah, diperlukan kader kader yang utama, kader yang bisa menjadi pelopor.
Dalam istilah padanannya biasa disebut kadet yang unggul, kader juara, kadet nomor satu, kader yang bisa menjadi model bagi yang lain, dan kader yang bisa dijadikan rujukan dalam banyak hal. Pendek kata, kader yang selalu terdepan.
Rasanya tidak berlebihan, jika PP Muhammadiyah mengambil inisiatif dengan merayakan para kader yang berprestasi di tingkat internasional, dengan mengundang dan memberi penghargaan pada puncak peringatan milad Muhammadiyah.
Hal yang sama, sudah seharusnya, merayakan prestasi para kader dengan mengundang dan memberi penghargaan, diiikuti oleh para pimpinan Muhammadiyah di seluruh tingkatan, sebab di persyarikatan kita begitu banyak moment yang memungkinkan dilakukan itu.
Hal sederhana, pasti ada prestasi tiap minggu. umumkan siapa berprestasi minggu ini, siapa yang menjadi tokoh minggu ini. kasih waktu, anak anak yang berprestasi untuk memberi motivasi dan inspirasi bagi yang lain.
Di luar sana, bahkan mengundang anak anak berprestasi, makan siang bersama kepala sekolah dan walikota. Hal sederhana, tetapi boleh juga dicoba dan dikembangkan di sekolah sekolah Muhammadiyah, misalnya makan bersama ketua PCM, PDM, PWM, PPM dengan melibatkan lurah, camat, bupati, walikota, gubernur dan presiden.
Sederhana, tetapi akan menjadi kesan bagi siswa berprestasi dan cerita di kalangan siswa lainnya dimana mana, bahkan akan menjadi obsesi, makan bersama tokoh.dan orang penting di luar sana sudah dipraktekkan berpuluh tahun, bahkan menjadi cara membangun karakter para siswa.
Ayo bangun karakter siswa siswa kita, dengan karakter utama, pelopor, maju, unggul, juara, nomor satu dan mari kita jadikan semua itu menjadi model dan rujukan bagi yang lain. Insya Allah harapan membangun karakter bangsa yang berkemajuan menemukan bentuknya.
Maju terus siswa berprestasi, ayo kembangkan bakatmu dan harumkan Islam dan Muhammadiyah.