muhammadiyahlamongan.com – Limbah industri tekstil biasanya dibuang jauh-jauh dari pemukiman warga karena dapat mencemari lingkungan. Namun bagi siswa Muhammadiyah 1 babat justru limbah industril tekstil atau batik digunakan sebagai bahan baku pembangkit tenaga listrik yang dapat menyalahkan lampu dan peralatan elektronik.
Siswa kreatif SMA Muhammadiyah 1 Babat Lamongan yang mampu menciptakan tenaga listrik dari limbah industri tekstil atau limbah batik ini adalah Anisa Tiara, Dian Mita dan Ayu Tianmuhu. Meraka merupakan siswa kelas XI.
Menurut Anisa Tiara, salah satu siswa pembuat listrik dari limbah tekstil, karya kreatif ini didorong dengan keinginannya untuk memanfaatkan limbah tekstil yang selama ini dianggap mencemari lingkungan. “ Awalnya kita coba-coba untuk memanfaatkan limbah teksil agar bisa dimanfaatan untuk kepentingan sehari-hari. Dan setelah lakukan penelitian ternyata limbah tersebut bisa dibuat atau sebagai pembangkit listrik “ kata Anisa Tiara.
Sebenarnya proses pembuatan listrik dari limbah industri ini sederhana .Pada tahap awal, limbah dari industri ini difermentasi selama satu hari.Setelah itu limbah yang sudah difermentasi ini dituangkan ke dalam pipa –pipa ukuran kecil yang dibentuk rangkaian atau jembatan garam. “ Satu pipa dengan pipa lainya dipasang jepitan dan kabel atau kawat tembaga sebagai katoda dan anoda “ terang Anisa, panggilan Anisa Tiara
“ Namun sebelumnya pipa-pipa kecil atau rangkaian jembatan garam ini di tancapkan ke tanah dahulu agar enargi listrik yang dihasil maksimal.
Sementara ini listrik karya siswa SMA Muhammadiyah 1 Babat ini mampu menyalahkan lampu led dan jam digital serta kalkulator.
“Ke tiga siswa SMA Muhammadiyah 1, penemu karya kreatif ini meraih juara kedua dalam lomba karya tulis ilmiah SMA se-Jawa-Bali di Universitas Islam Negeri Maulana Malik ibrahim malang” ungkap Nurul Huda S.Ag, SPd, Kepala Sekolah Muhammadiyah 1 Babat.
“ Kita berharap pemerintah daerah kabupaten lamongan memberi dorongan sehingga listrik dari limbah industri tekstil ini dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat lamongan sebagai solusi semakin mahalnya tarif dasar listrik atau TDL” harap ungkap Nurul Huda S.Ag, SPd . ( lek)