Muhammadiyah Lamongan Berkemajuan

Lahirkan Antologi, MTs Muhammadiyah 4 Bulubrangsi Kobarkan Semangat Literasi

MuhammadiyahLamongan.com – Sebuah sejarah baru kembali tercatat dalam perjalanan pendidikan di MTs Muhammadiyah 4 Bulubrangsi. Pada Senin (29/9/2025) pagi yang cerah, halaman madrasah dipenuhi wajah-wajah penuh semangat para siswa dan guru. Dalam suasana khidmat upacara gabungan, MTs Muhammadiyah 4 Bulubrangsi secara resmi meluncurkan buku antologi perdana yang ditulis langsung oleh para siswanya.

Buku tersebut bukan sekadar kumpulan tulisan biasa, melainkan cermin perjalanan, pemikiran, dan kreativitas generasi muda yang ditempa di bangku madrasah. Dari catatan pengalaman sederhana, lahirlah sebuah karya bersama yang layak diapresiasi.

Kepala MTs Muhammadiyah 4 Bulubrangsi, Helmi Rohmanto, S.Pd.I., dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur sekaligus kebanggaan. Ia menegaskan bahwa peluncuran buku ini bukan hanya prestasi, tetapi juga bukti nyata bahwa tradisi literasi dapat tumbuh subur di madrasah. “Buku antologi ini adalah napas baru bagi peradaban kita. Anak-anak telah membuktikan bahwa menulis bukan sesuatu yang sulit jika dibiasakan. Dengan menulis, mereka belajar menata kata, merawat rasa, dan mengikat makna. Semoga buku ini menjadi pemantik semangat lahirnya penulis-penulis hebat di masa depan,” ujarnya.

Helmi menambahkan bahwa peluncuran buku antologi ini sejalan dengan visi madrasah untuk menumbuhkan budaya literasi yang kuat, seiring program Kurikulum Merdeka yang menekankan pentingnya kreativitas siswa.

Acara peluncuran turut dihadiri Danramil Laren, Suhadi Prayitno, yang memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas capaian para siswa. Baginya, karya tulis adalah bentuk lain dari bela negara. “Menulis adalah cara menjaga warisan dan mengabadikan pikiran. Anak-anak MTs Muhammadiyah 4 Bulubrangsi telah memberi teladan bahwa cinta tanah air bisa diwujudkan lewat tulisan. Saya berharap buku ini menjadi awal langkah panjang melahirkan generasi penulis yang berjiwa nasionalis dan berakhlak mulia,” tuturnya penuh harapan.

Ia juga menekankan bahwa dunia saat ini membutuhkan anak-anak muda yang tidak hanya mahir teknologi, tetapi juga cerdas dalam merangkai gagasan. Kehadiran buku ini menjadi bukti bahwa madrasah mampu menjawab tantangan zaman.

Di balik terbitnya buku antologi ini tersimpan cerita perjuangan. Para siswa menulis dengan bimbingan guru, melewati proses panjang mulai dari diskusi, revisi, hingga akhirnya naskah siap dicetak.

Salah satu kontributor, Nazhimah Farfasyah (kelas VIII), mengaku bangga bisa menjadi bagian dari sejarah ini. “Awalnya saya merasa tulisan saya biasa saja, tapi guru terus memberi semangat. Ketika akhirnya tulisan saya masuk ke dalam buku, saya merasa haru sekaligus bahagia. Semoga karya kami bisa memberi inspirasi, meskipun sederhana,” ungkapnya dengan mata berbinar.

Senada dengan itu, Senandung Dewantari (kelas IX), menyampaikan rasa syukur serupa. “Menulis membuat saya belajar berani bercerita dan jujur pada diri sendiri. Saya jadi sadar bahwa setiap pengalaman punya makna. Terima kasih madrasah sudah memberikan ruang bagi kami untuk berkarya,” tuturnya penuh semangat.

Peluncuran buku ini tidak berhenti pada seremoni semata, melainkan menjadi simbol nyata kebangkitan literasi di MTs Muhammadiyah 4 Bulubrangsi. Proses panjang yang dilalui siswa menumbuhkan kebiasaan menulis sekaligus mengasah daya kritis mereka.

Para guru pun merasakan kebahagiaan mendalam. Mereka melihat perubahan positif dalam diri siswa: lebih rajin membaca, lebih berani mengekspresikan ide, serta lebih percaya diri menyampaikan gagasan di depan umum.

Acara puncak ditandai dengan penyerahan simbolis buku cetakan perdana kepada Kepala Madrasah, Danramil Laren, serta perwakilan siswa. Saat buku diangkat tinggi, tepuk tangan membahana di seluruh halaman madrasah—menandai lahirnya tradisi baru: tradisi menulis, membaca, dan berkarya.

Helmi menegaskan bahwa buku antologi ini hanyalah awal dari langkah panjang. Ke depan, madrasah berencana terus mendorong siswa menulis secara rutin, baik dalam bentuk antologi, majalah sekolah, maupun jurnal kreatif lainnya. “Kami ingin menjadikan madrasah ini sebagai rumah literasi. Setiap anak punya cerita, setiap anak punya potensi. Dengan menulis, mereka akan meninggalkan jejak yang abadi,” pungkasnya penuh optimisme.

Peluncuran buku antologi karya siswa MTs Muhammadiyah 4 Bulubrangsi bukan sekadar acara seremonial, tetapi gerakan nyata membangun peradaban melalui literasi. Dari madrasah kecil di Bulubrangsi, lahir sebuah buku yang membuktikan bahwa generasi muda mampu bersuara, berkarya, dan memberi makna.

Dengan dukungan guru, orang tua, dan masyarakat, bukan mustahil dari tangan-tangan mungil para pelajar ini kelak lahir penulis-penulis besar yang akan mengharumkan nama bangsa. (*)

Penulis Ervina Marthavania. Editor Fathan Faris Saputro.

0
Share this article
Shareable URL
Prev Post

Semarak Pengajian Bengawan Jero, Bangun Spirit Amal Ma’ruf Nahi Mungkar

Read next
0
Share