MuhammadiyahLamongan.com – Musyawarah Daerah (Musyda) ke-12 Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Lamongan telah mengumumkan logo resmi yang menghiasi acara tersebut. Logo tersebut memiliki makna mendalam yang merepresentasikan semangat dan tujuan dari Musyda ke-12.
Dalam perhelatan Musyda yang akan berlangsung pada tanggal 9 hingga 10 September 2023 di Desa Takerharjo, Kecamatan Solokuro, logo tersebut menjadi simbol penting dari kesatuan dan semangat para pemuda Muhammadiyah di Lamongan.
Hendra Hari Wahyudi, perancang logo tersebut, menjelaskan tentang filosofi yang terkandung di dalamnya. Kepala kura-kura yang menatap ke depan menggambarkan semangat untuk terus maju, sejalan dengan tempat pelaksanaan Musyda ke-12, yaitu Solokuro.
Logo Pemuda Muhammadiyah yang merupakan lambang organisasi otonom kepemudaan dalam Muhammadiyah juga hadir dalam desain tersebut. Selain itu, bentuk tubuh kura-kura yang membentuk jantung hitam melambangkan ketauhidan sebagai denyut utama gerakan Pemuda Muhammadiyah.
Dalam logo tersebut juga terdapat elemen kelapa gading, mengingat daerah Solokuro yang kaya akan buah kelapa. Simbol ini mengandung harapan bahwa Pemuda Muhammadiyah Lamongan akan memberikan manfaat sebesar buah kelapa, dengan berbagai peran yang dimainkan oleh berbagai bagian organisasi.
Elemen keberanian dan optimisme juga tercermin dalam logo ini. Dua garis merah dengan lingkaran kuning di ujungnya melambangkan keberanian dan pencerahan, seiring dengan harapan Pemuda Muhammadiyah Lamongan yang tercermin dalam sinar matahari.
Tidak hanya menjadi simbol Musyda ke-12, logo ini juga merupakan bagian dari upaya city branding Kabupaten Lamongan yang dikenal dengan sebutan Lamongan Megilan. Logo ini mewakili semangat Pemuda Muhammadiyah untuk semakin megilan dan memberikan kontribusi positif bagi Kabupaten Lamongan.
Dengan filosofi yang mendalam dan simbol-simbol yang sarat makna, logo Musyda ke-12 PDPM Lamongan menjadi cermin semangat dan tujuan yang diusung oleh para pemuda Muhammadiyah dalam memajukan diri dan lingkungannya. (*)
Reporter Ma’in. Editor Fathan Faris Saputro.
