Muhammadiyah Lamongan Berkemajuan

PD IPM Lamongan: Milad IPM 64 Dialektika Karya Pelajar dan Proyeksi Indonesia Raya

Muhammadiyahlamongan.com – Sejak kelahirannya pada tahun 1961, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) terus merajut sejarahnya sebagai gerakan pelajar yang tidak hanya responsif terhadap dinamika zaman, tetapi juga proaktif membangun proyeksi masa depan.

Memasuki usia ke-64, IPM kembali menegaskan dirinya sebagai pelajar penggagas masa depan, sebagaimana terangkum dalam tema Milad: “Karya Pelajar untuk Indonesia Raya.” 

Tradisi berpikir yang dikembangkan IPM menempatkan ilmu sebagai landasan utama gerakan. Diskusi, telaah kitab, penguatan budaya baca, serta pengembangan digitalisasi pembelajaran menjadi bagian dari transformasi intelektual yang ditawarkan IPM.

Dalam dialektika antara realitas sosial dan harapan nasional, IPM hadir sebagai aktor pelajar yang merumuskan karya-karya strategis: memperluas literasi, memperkuat kepemimpinan, hingga mendayagunakan potensi digital pelajar. Gerak IPM tidak hanya reaktif, tetapi proyektif dalam perancangan masa depan Indonesia melalui kerja nyata para pelajar.

Menjadi Pemimpin yang Menginspirasi

Karya pelajar tidak sebatas hasil kegiatan, tetapi juga upaya kolektif menciptakan ruang tumbuh yang sehat, inklusif, dan membebaskan. IPM menjadikan sekolah, masjid, komunitas, hingga dunia digital sebagai medan amal dan aktualisasi ide. Di sinilah letak proyek besar IPM, yakni membangun Indonesia dari pelajar, dan membentuk pelajar untuk Indonesia.

Ketua PD IPM Lamongan, Dimas Julian Arman, memberikan pesan refleksi milad IPM,

“Di tengah kegaduhan zaman, IPM hadir sebagai pelajar yang tidak tenggelam. Karya-karya pelajar IPM merupakan bagian dari mozaik besar bangsa. Maka, dalam usia ke-64 ini, mari seluruh pelajar Indonesia untuk memiliki kemampuan berdialektika dengan baik, yang maksudnya bukan hanya memahami realitas, tetapi turut membentuknya,”ujarnya.

Lebih lanjut, Dimas mengungkapkan bahwa Muhammadiyah sejak awal senantiasa menekankan  pentingnya makna kepemimpinan, hal ini dilakukan dengan memberikan ruang pendidikan untuk lahirnya pemimpin-pemimpin baru.

IPM tak berhenti pada idealisme kosong. Gerakan literasi, dakwah pelajar, aksi sosial, dan pelatihan kepemimpinan menjadi jalan konkret dalam membumikan nilai akhlak, keilmuan, dan keberpihakan sosial. Di tengah tantangan zaman, IPM menunjukkan bahwa pelajar bukan semata penerima kebijakan, tetapi subjek dengan kesadaran dan tanggung jawab.

IPM memposisikan diri sebagai penggerak pemikiran pelajar. Di tengah arus pragmatisme pendidikan dan derasnya banjir informasi digital, IPM hadir untuk membentuk basis nalar yang kokoh bagi para kader. Pendidikan kaderisasi tidak hanya difokuskan pada kegiatan administratif atau retorika belaka, tetapi juga pada penumbuhan kemampuan berpikir ilmiah, reflektif, dan solutif.

Lebih dari itu, IPM juga memandang pentingnya menanamkan nilai-nilai kebangsaan dalam diri pelajar, seperti cinta tanah air, kesetaraan, tanggung jawab sosial, dan semangat gotong royong. Kader IPM diarahkan untuk menjadi pelajar yang tak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga peka terhadap realitas sosial dan siap terlibat dalam penyelesaian masalah-masalah keumatan dan kebangsaan.

Nilai adalah jantung gerakan. Dalam usianya ke-64, IPM terus menjaga integritas gerakannya dengan menguatkan basis nilai dan memperluas dampak karya. Di atas pijakan ini, pelajar IPM berdiri, berkarya, dan berkomitmen bagi Indonesia yang lebih adil, cerdas, dan berkemajuan

Dengan ini Milad IPM menuju Indonesia Raya yang adil, cerdas, dan bermartabat bersama karya pelajar Muhammadiyah.

Penulis Dimas Julian Arman Editor Lim

0
Share this article
Shareable URL
Prev Post

Home Visit RSML, Wujud Kepedulian Pada Kesembuhan Pasien Pasca Rawat Inap

Next Post

MPLS SMP Muhammadiyah 6 Pucuk: Sinergi AUM Wujudkan Siswa Sehat dan Berkarakter

Read next
0
Share