MuhammadiyahLamongan.com – Tahun ajaran baru 2025/2026 telah resmi dimulai. MI Muhammadiyah 07 (MIM 07) Sidokelar menggelar rangkaian kegiatan Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (Matsama) yang berlangsung pada 14–17 Juli 2025.
Beragam kegiatan dilaksanakan untuk menyambut peserta didik baru maupun yang sudah melanjutkan ke jenjang berikutnya. Mulai dari pengenalan lingkungan madrasah, pemaparan program kegiatan, materi Madrasahku Surgaku, edukasi stop bullying, kegiatan outbound, hingga seminar parenting pendidikan.
Kegiatan parenting dilaksanakan pada Rabu (16/07/2025), dengan menghadirkan narasumber M. Sande Ariawan, M.Pd. Acara berlangsung dengan penuh antusias, khususnya dari para wali murid yang didominasi oleh para ibu. Mereka mengikuti setiap sesi dengan semangat, termasuk dalam sesi ice breaking yang interaktif dan menyenangkan.
Seminar parenting ini diikuti oleh seluruh wali murid dari kelas I hingga VI, dengan jumlah peserta sebanyak 98 orang. Semangat menyambut tahun ajaran baru terlihat begitu kuat, terutama dari wali murid kelas I yang tengah memasuki pengalaman baru dalam mendampingi anak di jenjang pendidikan dasar.
Dalam pemaparannya, M. Sande Ariawan, M.Pd.—akrab disapa Sande—menjelaskan bahwa karakter siswa dari masa ke masa mengalami perbedaan yang signifikan. Menurutnya, siswa zaman sekarang yang hidup di era generasi Alpha cenderung lebih lekat dengan perangkat gawai (gadget), yang dapat menjadi tantangan tersendiri dalam proses mendidik anak.
“Sebaiknya anak usia MI tidak memiliki perangkat HP pribadi yang bersifat privasi. Mengontrolnya sangat sulit—apa yang dibuka, situs apa yang diakses, dan percakapan dengan siapa. Semua bisa terjadi tanpa pengawasan,” paparnya.
Lebih lanjut, Sande menekankan pentingnya pendekatan yang penuh kasih sayang dalam mendidik anak. Menurutnya, anak tidak dapat dibentuk dengan kekerasan, tetapi harus melalui pendekatan yang membuat mereka merasa aman dan nyaman.
“Meluangkan waktu untuk anak adalah tanggung jawab ayah dan ibu, bukan hanya ibu. Anak-anak perlu sering dirangkul dan sesekali diajak ke tempat yang membuat mereka senang, walau hanya sekadar makan bersama di luar rumah,” ujarnya.
Sande juga mengingatkan bahwa peran sekolah dan orang tua harus berjalan selaras. Kolaborasi antara guru dan wali murid menjadi kunci sukses dalam mendidik generasi yang unggul.
“Wali murid tidak hanya menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak kepada sekolah. Peran orang tua, khususnya di rumah, sangat menentukan dalam pembentukan karakter anak,” pungkasnya.
Salah satu wali murid, Devi Nurfarah, menyampaikan harapannya agar kegiatan parenting ini dapat menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya peran orang tua dalam mendukung tumbuh kembang anak.
“Semoga dengan adanya seminar parenting ini, kita sebagai orang tua semakin sadar akan pentingnya peran aktif dalam membentuk karakter dan pendidikan anak yang lebih baik. Sinergi antara sekolah dan orang tua harus terus dipupuk,” tuturnya. (*)
Penulis Ghozi. Editor Fathan Faris Saputro.