MuhammadiyahLamongan.com – “Ciri Perempuan berkemajuan adalah selalu mengasah kompetensinya”, demikian penegasan Susilowati Masyhur dalam Sambutan Pelatihan Trainning of Trainer Mubalighot, 27 Desember 2017. Acara yang berlangsung di Aula Stikes muhammadiyah Lamongan ini, berlangsung hari ini sampai besuk, diikuti 150 peserta dari unsur mubalighot Aisyiyah Sedaerah Lamongan.
Lebih lanjut wakil ketua pimpinan daerah Aisyiyah menyampaikan bahwa daiyah tidak boleh cepat puas dengan kemampuan yang dimiliki, tapi harus senantiasa mengupdate ilmu pengetahuan, khususnya ilmu agama.
“saat ini masyarakat yang mayoritas kaum hawa membutuhkan panduan dan bimbingan”, lanjutnya.
Mubalighot Aisyiyah harus terjun ke lapangan, tidak hanya mahir di mimbar. Selain itu daiyah hendaknya menjadi contoh di masyarakat, urainya lebih lanjut.
Sementara itu ketua panitia, Zaimatus Solehah menuturkan bahwa pelatihan ini dilaksanakan sebagai jawaban atas kelangkaan dai perempuan dan juga meningkatkan kualitas.
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan, Ghufron berpesan bahwa para Pejuang Islam, termasuk Aisyiyah senantiasa menjaga ghirroh untuk memperjuangkan agama islam.
“Kita diciptakan mempunyai tangungjawab sebagai kholifah fil ardi, menjaga dan melestarikan bumi ini dengan alat Addin, jelas wakil sekretaris pimpinan daerah muhammadiyah Lamongan ini.
Lebih jauh, Ghufron berpesan agar dalam berdakwah tidak main-main dan tidak setengah – tengah, agar hasilnya maksimal.
Ghufron, menuturkan dengan addien ini diharapkan bumi ini akan sejahtera. Agama itu ada, dengan syarat dakwah terus harus diperjuangkan, walau harus mengorbankan harta dan jiwa.
Ciri mubalighot yaitu harus bertauhid pada Allah, memahami ideologi muhammadiyah dengan baik, mampu berbaur dengan masyarakat dan patuh pada aturan sang Pencipta. (Erva Rachmawati)