Muhammadiyah Lamongan Berkemajuan

Kisah Aziz Awal Memimpin UMLA yang Seperti SD

MuhammadiyahLamongan.Com- Sebuah kebanggaan bagi Universitas Muhammadiyah Lamongan dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan sebagai tuan rumah Kajian Ramadan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur pada hari ini Sabtu (8/3/2025) bertepatan dengan 8 Ramadhan 1446 H. Kajian ini rutin dilaksanakan setiap tahun pada bulan Ramadhan.

Juga sebuah kebanggaan karena kegiatan ini dihadiri kurang lebih 3000 peserta yang bertempat di Dome UMLA. Tahun ini Kajian Ramadan PWM Jatim mengambil tema Baldah Thayyibah: Refleksi untuk Negeri.

Cerahnya mentari memantulkan semangat kader Muhammadiyah yang hadir dari penjuru daerah di Jawa Timur. Teriring harapan suasana cerah bertahan hingga puncak acara saat berbuka puasa nanti.

Memasuki sesi inti Rektor UMLA Prof. Dr. Abdul Aziz Alimul Hidayat M.Kes mengawali sambutan sebagai ungkapan haru menyambut kehadiran seluruh peserta kajian.

UMLA saat itu,
Aziz Rektor UMLA menyatakan kesiapannya untuk selalu mendukung kegiatan Muhammadiyah “Sebagai pimpinan AUM tentu saya selalu mensupport kegiatan yang ada”.

Aziz mengenang perjalanan panjang perkembangan UMLA sejak awal ia menjadi Rektor “Saat itu pak Saad sebagai ketua PWM Jatim. Kebetulan saat itu saya sudah menuntaskan amanah sebagai wakil rektor UM Surabaya”.

Aziz menceritakan saat awal ia diminta menjadi Rektor UMLA menggantikan Budi Utomo almarhum “Saat itu saya bahkan belum terbayang dome” Ungkap Aziz.

Aziz mengingatkan gambaran UMLA saat itu yang bila dilihat identik pemandangan sawah. Gedungnya masih satu gedung kecil ibarat sekolah SD, sesuai usia UMLA saat itu enam tahun.

Berikut tiga optimistis Rektor UMLA, Menurut Aziz UMLA berkembang signifikan seiring meningkatnya tingkat kepercayaan masyarakat “UMLA mendapatkan trust dari masyarakat berkat dukungan jajaran warga Muhammadiyah tingkat daerah cabang ranting sebagai duta UMLA” Terang Aziz.

Peningkatan kepercayaan itu terbukti dengan jumlah mahasiswa baru yang bertambah setiap tahun ajaran “Tahun awal saya sebagai Rektor, penerimaan mahasiswa baru sebesar 600 tahun berikutnya 800 dan tahun ketiga 1300”.

Aziz mengklaim tahun ini target penerimaan mahasiswa baru 2000 dari 22 prodi “Kami sedang mengusahakan prodi baru hingga terbentuk 25 prodi termasuk diantaranya apoteker”.

Ini merupakan gambaran jelas untuk membawa UMLA menjadi Perguruan Tinggi Menengah berdasar jumlah mahasiswa. Aziz juga menjelaskan mengenai pembangunan dome UMLA Gedung sejatinya selain bagian dari aktivitas, juga membawa peluang.

“Saya sengaja menamai gedung ini dome Umla karena memang ingin menyamai dome di UMM Malang. Mudah-mudahan bisa menyamai bahkan selangkah lebih maju” Aziz menegaskan tujuan dan harapan pendirian dome Umla yang pertama sebagai pusat dakwah disamping tentunya pusat kegiatan kemahasiswaan.

“Saat milad UMLA nanti, saat peresmian dome kami berharap bisa mengundang bapak dan ibu sekalian kembali untuk menunjukkan visi sesungguhnya dari pembangunan dome ini. Itu yang kedua”.

Harapan ketiga menjadi kampus mandiri dan tidak tergantung pemerintah. Menjadi pusat bisnis kabupaten Lamongan dengan menjalin kerjasama terkait pengelolaan gedung, sehingga menjadi pusat penggerak dakwah persyarikatan

“UMLA sudah diakui dunia internasional. Terbukti lebih dari 58 orang asing mendaftar sebagai mahasiswa padahal yang kami seleksi tidak sampai separuhnya karena sudah memenuhi kuota”.

Aziz juga mengungkapkan dari total mahasiswa Umla 64 sudah tersebar bekerja di berbagai negara diantaranya Saudi Kuwait Jepang Taiwan “Pembangunan dome ini sejalan dengan slogan Umla global university”.

Mengakhiri kata sambutannya Aziz optimis, UMLA meski lokasinya berada di taraf lokal tetapi pemikirannya global.

Penulis: Yunia Zahrotin Nisa’, Editor: Ma’in

0
Share this article
Shareable URL
Prev Post

Syafiq Mughni: Membangun Baldah Thayyibah dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Next Post

Peran Mahasiswa UMLA dalam Kajian Ramadan 1446 H PWM Jatim

Read next
0
Share