MuhammadiyahLamongan.com – Proses tahapan Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur sudah dimulai. Dua pasangan Gus Ipul- Puti Soekarno dan Khofifah-Email Dardak sudah mendaftarkan ke KPU Jatim. Kedua Calon ini orang-orang hebat putera daerah Jatim yang kebetulan sama-sama dari kultur Nahdliyin.
Pasca pencalon keduanya semua kelompok masyarakat yang berkepentingan untuk mensukseskan dan memenangkan pertarungn Pemilihan Umum Gubenur sudah memanasi mesin dan jaringannya masing-masing. Mulai parpol, underbow parpol, kaum agamawan, LSM, tim sukses, pengusaha hingga kaum cendikiawan, semua mulai begerak untuk calon yang didukung masing-masing agar menang di Pilgub Jatim.
Menurut saya, kondisi ini rawan gesekan di semua level masyarakat. Dan yang paling bahaya jika kedua kelompok Calon ini menggunakan isu SARA sebagai alat untuk menjatuhkan lawan politiknya, seperti yang terjadi di Pilkada DKI Jakarta kemarin, hingga hari ini efek konfliknya masih terasa.
Maka kita tidak ingin hal itu terulang lagi di Jawa Timur yang memiliki struktur dan kultur masyarakatnya sangat majemuk.
Jatim harus kita jaga kondusifitas, kedamainya dan kemajemuknya, jangan sampai retak bahkan patah hanya untuk kepentingan politik praktis sesaat.
Maka, saya berharap kedua calon dan tim suksesnya untuk ikut dan komitmen politiknya menjaga rumah Jatim yang damai tanpa menjual isu SARA untuk kepentingan politik sesaat.
Sholihul Huda, M.Fil.I ( Pengamat Politik Islam Univ Muhammadiyah Surabaya& Ketua Pusat Studi KH. Mas Mansur/PuSMAS)