MuhammadiyahLamongan.com – Pemerintah Indonesia banyak berguru pada Muhammadiyah dalam hal kemiskinan dan pengasuhan anak yatim. Pada awal berdirinnya Muhammadiyah sudah mendirikan PKO (Pertolongan Kesengsaraan Oemom).
Sebelum negara RI berdiri, Muhammadiyah telah memikirkan keberadaan anak yatim, anak terlantar, dan kaum dzuafa. Konsep teologis al ma’un telah mengakar di Muhammadiyah demikian disampaikan oleh H. Muntholib Sukandar pada pengajian Temu Penguatan Anak dan Keluarga (Tepak) Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Babat.
Kegiatan Tepak ini dilaksanakan setahun sekali. Hadir dalam kegiatan Tepak ini dari unsur anak panti, wali asuh, pengurus dan pembina panti, perwakilan dari MPS dan PCM Babat.
Hadir juga dari perwakilan Kemensos Lamongan Ninik dan Forum LKSA (Lembaga Kesejahteraan Sosial dan Anak) Lamongan yang diketuai DR. HM. Nadhir.
Kegiatan Tepak sendiri bertujuan untuk silaturrahim dan pembinaan kepada anak panti dan wali asuh. Di samping itu, forum Tepak merupakan ajang memecahkan masalah yang dihadapi anak.
Banyak hal yang disampaikan oleh anak panti maupun wali asuh di dalam ruangan yang terpisah ini. Semua keluhan anak yatim dan wali asuh dicarikan pemecahannya oleh para pengurus panti maupun dari perwakilan kemensos dan LKSA.
Anak-anak panti asuhan Muhammadiyah adalah kader yang berkualitas. Diharapkan ke depan menjadi orang yang sangat berguna bagi lingkungannya. Untuk itu tugas utama adalah belajar dan berakhlak yang karimah, demikian disampaikan pada sambutan penutupan oleh Fathurrahim Syuhadi wakil ketua PCM Babat yang membidangi MPS dan Lazismu. (red)