MuhammadiyahLamongan.com – Peringatan Isro’ Mi’roj seringkali diperingati dengan berbagai kegiatan dibanyak tempat, tidak ketinggalan pula hal itu juga diadakan di Pondok Pesantren Fathul Qur’an Keduwul Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan dengan menghadirkan penceramah agama Prof. Dr. Bakri Muhammad Bakhit, dosen UIN Malang asal Sudan Afrika Utara , Sabtu (21/5) Siang
Dalam ceramahnya Prof. Dr. Bakri Muhammad Bakhit mengatakan, peristiwa isro’ mi’roj itu terjadi setelah nabi Muhammad SAW ditinggal oleh istri tercinta Khotijah dan pamannya Abdul Tholib meninggal dunia, sehingga peringatan isro’ mi’roj juga bisa katakan sebagai peringatan “kesedian nabi Muhammad SAW”.
Dua orang itulah yang mendukung perjuangan nabi dalam menyebarkan Islam dan melewati banyak rintangan dan ancaman dalam berdakwah.
Pesan isro’ mi’roj yang dilakukan rosulullah Muhammad SAW adalah perintah sholat yang sampai hari ini menjadi kewajibann umat islam di seluruh dunia, ”yang masih menjadi persoalan seberapa khusukkah umat islam dalam menjalankan sholat, seberapa punya nilai dan implementasi real dalam sholatnya dalam kehidupan ditengah-masyarakat?. Sudahlah sholat kita menjadi penolong kita. “ kata Syeh Bakri yang diterjemahkan oleh ustadz Syaifuddin Abdillah.
Kegiatan yang di hadiri oleh santri, wali santri dan AMM serta warga Muhammadiyah Keduwul ini merupakan salah satu rangkaian agenda rutin Ponpes Fathul Qur’an dalam praktek muhadasah bahasa arab.
“Kegiatan ini sebagai media pembelajaran bahasa arab bagi santri. Ini merupakan pertemuan kedua dg Syeh Bakr,” ujar Tony, Ketua Organisasi Santri Fathul Qur’an.
Menurut Syaifuddin Abdillah direktur Ponpes Fathul Qur’an,Prof. Dr. Bakri Muhammad Bakhit, dosen bahasa aran UIN Malang tersebut direncanakan empat bulan sekali menjadi tamu pengajar bahasa arab di Ponpes Fathul Qur’an.
Ponpes yang didirikan H. Kusnan Sumber (Allahuyarham) sendiri bercita-cita untuk menjadikan pesantren sebagai tempat untuk mencetak kader da’i dengan pondasi Bahasa Arab, Tahfidzul Qur’an dan Ilmu Da’wah. Tahfidzul Qur’an di ponpes ini mengunakan methode dua jam menghafal Al Qur’an itu dilakukan setiap hari. Begitulah cita-cita luhur yang diwariskan pendiri Fathul Qur’an yang juga sebagai Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan periode 2010-2015.