Dalam situasi seperti sekarang ini, kita membutuhkan narasumber yang pengetahuannya mumpuni. Sehingga penekanan dan perhatian ummat terhadap masalah-masalah yang sedang terjadi, penting dan genting, cara menyikapinya pada zona semangat yang sama.
Mohon maaf, yang kurang dari kita ini, budaya baca yang belum serius, ditambah tidak terbiasa serius kalau melakukan kajian kajian. Mungkin sudah ada buku, e-library, kajian kajian, tetapi tarafnya masih yang penting ada.
Apa yang dipesankan oleh udtadz muntholib sukandar, pimpinan kita saat memulai pembicaan rakor PDM, PCM se-kabupaten Lamongan tempo hari (ahad, 6 november 2016) dalam rangka menghadiri tabligh akbar milad Muhammadiyah ke 107 di bangkalan. Kita masih dinyenyakkan oleh kegiatan rutin mengurus aum, tidak ada yang salah, aum kita butuh dikelola secara serius agar lebih berkualitas. Tetapi ada yang kita tinggalkan, yakni tidak terbiasa melakukan kajian pemikiran, kajian yang serius, misalnya kajian terhadap pemikiran islam, agar tidak gagap, kaget terhadap adanya perbedaan sikap. Terlebih lagi kajian terhadap sosio-geopolitik lokal, nasional, internasional masih jauh jauh sekali, kita belum punya narasumber yang bisa dirujuk.
Ada banyak doktor, magister, dosen tapi apa yang dalam pandangannya. Tulisan ini agak nyentil semua, tapi penting mendapatkan perhatian kita semua dan berharap hal-hal begini muncul dari kampus kampus yang telah ada dan pusat pusat kajian yang digerakkan oleh para aktifis Muhammadiyah.