Oleh : Fathur Rohim Syuhadi
Ketua PDPM Periode 1999 – 2004
A. Iftitah
Pemuda Muhammadiyah sebagai organisasi sekaligus gerakan. Organisasi merupakan sekumpulan orang dengan cara-cara dan strategi tertentu secara sadar bersepakat untuk mencapai tujuan bersama. Sementara sebagai gerakan, (harakah/movement) senantiasa menampilkan proses dinamisasi yang sistematis dan proses sistematisasi yang dinamis dalam rangka mencapai tujuannya.
Pemuda Muhammadiyah adalah organisasi otonom dalam strata Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) yang bercorak gerakan. Dalam konteks ini, kinerja Pemuda Muhammadiyah secara fungsional adalah menghimpun, membina dan menggerakkan potensi Pemuda Islam serta meningkatkan perannya sebagai kader untuk mencapai tujuan Muhammadiyah. (AD Pemuda Muhammadiyah Bab II pasal 3).
Secara kondisional Pemuda Muhammadiyah adalah bagian integral dari Pemuda Indonesia dan Bangsa Indonesia yang memikul tanggung jawab dalam mewujudkan Indonesia baru berdasarkan kaidah ketatanegaraan yang diridloi Allah SWT. Dengan peran strategis ini, Pemuda Muhammadiyah dituntut untuk mampu mengaktualisasikan potensi dirinya secara optimal, baik dalam skala lokal maupun trend global. Pada perspektif ini, Pemuda Muhammadiyah adalah kelompok elit masyarakat Indonesia pada umumnya, dan Pemuda Indonesia khususnya.
B. Tri Dimensi Kader
Sesuai dengan jati diri Pemuda Muhammadiyah sebagai organisasi kader yang berwatak gerakan, maka kegiatan-kegiatan Pemuda Muhammadiyah dalam berbagai jenis dan bentuknya harus bermuara pada perkaderan dan da’wah. Kaderisasi Pemuda Muhammadiyah diarahkan untuk menyiapkan kader-kader pemimpin, intelektual dan profesional yang memenuhi kualifikasi sebagai kader Muhammadiyah, kader umat dan kader bangsa. Tri dimensi arah perkaderan ini merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Di samping itu juga, pemuda Muhammadiyah harus mempunyai arah perjuangan yang jelas, sesuai jiwa, kepribadian, watak dan identitasnya sebagai gerakan ke-Islaman, ke-Indonesiaan dan kepemudaan. Tentunya perjuangan tersebut senantiasa mengindahkan kode etik dan akhlaqul karimah.
C. Program Kegiatan
Aktifitas-aktifitas program kegiatan yang dilakukan oleh Pemuda Muhammadiyah hendaknya selalu menggunakan paradigma Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Persoalan-persoalan dakwah yang membawa misi Ke-Islaman dan ke-Muhammadiyahan serta ke-Indonesiaan harus selalu dikedepankan oleh para kader muda ini dalam berbagai aktifitasnya. Di samping itu juga kegiatan yang bersifat kepedulian terhadap masalah lingkungan, kebangsaan dan HAM hendaknya tidak dilupakan begitu saja. Pemuda Muhammadiyah harus mampu menunjukkan aksinya di masyarakat secara elegan, transparan dan konkrit, serta mengedepankan profesionalisme.
Secara substansial program kerja atau kegiatan Pemuda Muhammadiyah meliputi bidang-bidang sebagai berikut :
1.Bidang Organisasi dan Keanggotaan
2. Bidang Da’wah dan Pengajian Agama
3. Bidang Pendidikan dan Kaderisasi
4. Bidang KOKAM dan SAR
5. Bidang Komunikasi, Informasi dan Telekomunikasi
6. Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan
7. Bidang Hikma dan Hubungan Antar Lembaga
8. Bidang Seni Budaya, Olaraga dan Pariwisata
9. Bidang Hukum, HAM dan Advokasi
10. Bidang Hubungan Luar Negeri
11. Bidang Buruh, Tani dan Nelayan
12. Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral
13. Bidang Kehutanan dan Lingkungan Hidup
14. Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat.
Tentunya pelaksanaan program tersebut disesuaikan dengan kondisi Cabang dan Ranting, dengan tetap memperhatikan tersedianya SDM dan Skala Prioritas, tanpa melupakan prinsip-prinsip organisasi dan gerakan.
D. Hubungan dengan Pemerintah dan Parpol
Dalam persepsi Pemuda Muhammadiyah sebagai kader bangsa, lapangan politik adalah merupakan lapangan da’wah yang lazim disebut dengan da’wah bissiyasah. Dalam menjalankan da’wah ini, Pemuda Muhammadiyah harus tetap mempertahankan pola hubungan partnership kritis dengan pemerintah dan berusaha membangun sinergi dalam konteks untuk mencapai kemaslahatan bersama.
D i samping Itu juga, pola hubungan Pemuda Muhammadiyah terhadap partai politik yang ada horus merealisasikan citra diri bersikap netral dan husnudzan terhadap kiprah mereka. Pemuda Muhammadiyah bersama-sama dengan mereka mengusahakan pemberdayaan terhadap masyarakat madani yang dicita-citakan. Dengan demikian keberadaan. Pemuda Muhammadiyah secara kelembagaan tidak akan terkait dengan partai politik mana pun. Insya Allah Pemuda Muhammadiyah akan terus beristigomah dalam persoalan dalam da’wah bissiyasah ini.
E. Komunikasi dengan AMM dan Muhammadiyah
Dinamika Pemuda Muhammadiyah tidak sekedar dengan ditandai Muktamar, Musywil, Musyda, Musycab, Musyran dan Pelantikan. Dinamika tersebut perlu didukung dengan aktifitas nyata melalui konsolidasi organisasi, pembinaan Ranting dan anggota, pertemuan berkala dan beberapa program unggulan lainnya.
Pemuda Muhammadiyah harus mampu menjadi pionir dalam aktifitas Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM). Pola hubungan kemitraan, dialogis dan kegiatan bersama dengan AMM lainnya (IPM, NA, IMM, Tapak Suci, HW) harus diwujudkan secara nyata. Pemuda Muhammadiyah dituntut untuk kreatif, inovatis dan mampu mengambil peran yang signifikan.
Untuk itu peran Muhammadiyah sebagai mediator dan fasilitator tetap diharapkan, agar aktifitas Ortom tetap eksis sebagaimana Qaidah Ortom yang ada. Muhammadiyah tidak boleh membiarkan Ortom berjalan begitu saja dalam kesendiriannya dan dalam segala keterbatasannya.
F. Pemuda Muhammadiyah dan Trend Global
Dalam skala global Pemuda Muhammadiyah harus mampu mengaktualisasikan potensi diri, menangkap perubahan-perubahan dan tantangan menjadikan peluang emas, baik bagi personal pimpinan maupun anggotanya, serta bagi gerakan itu sendiri.
Era informasi saat ini menuntut semua elemen organisasi atau gerakan mau tidak mau harus mengikuti percepatan dan perkembangan yang ada. Kalau tidak demikian, maka Pemuda Muhammadiyah akan tergilas dan pada akhirnya termarginalisasi secara tidak sadar. Untuk itu, peran ini harus disikapi secara bijaksana dengan menyiapkan segala daya upaya dan SDM yang tersedia.
G. Keragaman Pemuda Muhammadiyah
Anggota dan Pimpinan Pemuda Muhammadiyah sejak berdirinya sampai saat ini selalu beragam, baik dalam hal usia, strata akademiknya, misi dan visinya, yang semua itu merupakan potensi yang luar biasa apabila didayagunakan secara optimal. Sebaliknya apabila salah dalam memanaj, maka konflik berkepanjangan yang didapat.
Sampai saat ini pola rekruitmen kader, baik anggota maupun pimpinan, Pemuda Muhammadiyah tidak pernah membedakan background aktifitas yang pernah dilaluinya (organisasi pelajar atau mahasiswa) dalam berbagai elemen, asalkan yang bersangkutan sanggup memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh organisasi. Kemajemukan yang demikian tentunya akan menjadi suatu prestasi yang luar biasa bagi gerakan ini sendiri.
H. Dinamika Pemuda Muhammadiyah di Ranting
Keberadaan Ranting merupakan ujung tombak perjuangan Pemuda Muhammadiyah. Karena di tingkat Ranting program secara aplikatif langsung menyentuh bidang garap dan permasalahannya, yaitu anggota dengan berbagai latar belakangnya yang sangat unik. Untuk itu para Pimpinan Ranting harus mampu memanaj gerakan Pemuda Muhammadiyah sehingga program yang dicanangkan dapat berjalan secara optimal. Pola rekruitmen anggotapun perlu dibuat lebih menarik baik yang berhubungan dengan relegius maupun yang berhubungan dengan minat dan bakat khusus.
Dinamika gerakan Pemuda Muhammadiyah di tingkat Ranting agar berjalan secara sinergis maka peran Pimpinan Cabang juga sangat menentukan. Begitu juga dengan peran Pimpinan Ranting Muhammadiyah setempat.
I. Problematika
Pada saat ini Pemuda Muhammadiyah di Kabupaten Lamongan yang Rantingnya terbanyak di Indonesia dihadapkan pada berbagai permasalahan yang cukup dilematis dan membutuhkan perhatian dari berbagai pihak. Apabila kita inventarisir persoalan itu berkaitan dengan permasalahan secara internal semisal : konsolidasi organisasi, konsolidasi nurani, manajemen organisasi, kepemimpinan, pembinaan anggota, pendanaan dan komunikasi dengan alumni serta permasalahan eksternal organisasi seperti : eksistensi Pemuda Muhammadiyah, peran di bidang sosial-budaya-ekonomi, peran di bidang politik, komunikasi dengan berbagai pihak selevel ormas/LSM, dan segudang permasalahan lainnya.
Barangkali itulah realita yang berada di pelupuk mata kita yang harus dihadapi oleh Pemuda Muhammadiyah. Untuk itu, peran dan partisipasi segenap anggota dan pimpinan Pemuda Muhammadiyah di tingkat Ranting maupun Cabang sangat diharapkan.
J. Khotimah
Demikian tulisan ini disampaikan dengan harapan kita dapat mengetahui dengan sebenarnya jati diri Pemuda Muhammadiyah dalam persaingan trend global. Paradikma berpikir dan membesarkan Pemuda Muhammadiyah dari apa adanya harus dirubah secara gradual dan berkesinambungan. Barangkali inilah realita dan problem yang dihadapi oleh Pemuda Muhammadiyah di Kabupaten Lamongan.
Menyadari bahwa tidak mungkin seluruh permasalahan dapat kita kupas dalam forum terbatas in untuk itu karena hal ini belum sempurna maka tugas para pimpinan Pemuda Muhammadiyah di era nya untuk menyempurnakannya. Semoga berkenan dan bermanfaat. Fasatabiqul khoirot.