Redaksi muhammadiyahlamongan.com menyajikan suguhan dakwah media massa yang sejuk, Islami dan berkemajuan. Berbasis komunitas dan berpedoman pada tujuan persyarikatan Muhammadiyah.

Kalau Tidak Kuat Lebih Baik Pulang

46 sec read

MuhammadiyahLamongan.com – Kalau ber-Muhammadiyah hanya mencari keuntungan, maka tunggu saja orang seperti itu pasti akan hancur sebelum saatnya, karena dia hanya menjadi penikmat di organisasi, menjadi duri dalam daging.

Demikian kegelisahan yang disampaikan oleh Sholihin Fanani ketika memberikan materi dalam Pelatihan Peningkatan Kualitas Muballigh (PKM) Muhammadiyah, Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Babat, 31/3/2018, bertempat di Aula SMA Muhammadiyah 1 Babat.

“Menjadi Muhammadiyah itu berat, kalau tidak kuat, jangan coba-coba mendekat kepada Muhammadiyah, lebih baik kembali pulang saja”, tutur mantan Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang, Surabaya.

Sholihin menengarai, ada beberapa orang yang masuk di Muhammadiyah karena ada peluang untuk membesarkan diri dan “memperkaya”, padahal awal-awal merintis perjuangan tidak pernah mendekat, giliran amal usaha besar, baru mendekat.

“Maka Muballigh Muhammadiyah mempunyai tanggungjawab moral untuk membentengi “musuh-musuh” dari dalam sendiri, dalam rangka keberlangsungan gerakan dakwah”, papar ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.

Seorang aktifis dakwah, kata Sholihin hendaknya melatih diri untuk memikirkan dan melakukan hal-hal yang tidak difikirkan orang lain. Itulah yang diajarkan oleh pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan. Pikirannya mampu menerobos zaman, yang hasilnya sudah bisa kita rasakan.

“Marilah kita contoh para tokoh pejuang Muhammadiyah, mereka yang “membukakan” jalan bagi kita, maka jangan pernah berkhianat dalam perjuangan ini,” untaian hujjah pria asal Karangwungulor ini menggema di ruang acara.

Sebanyak 55 orang menyimak dengan serius paparan Sholihin sampai akhir sesi.(Mohamad Su’ud)

Redaksi muhammadiyahlamongan.com menyajikan suguhan dakwah media massa yang sejuk, Islami dan berkemajuan. Berbasis komunitas dan berpedoman pada tujuan persyarikatan Muhammadiyah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *