MuhammadiyahLamongan.com – Penanganan kegawatdaruratan bagi ibu hamil yang mengalami preeklamsia dan eklamsia harus menjadi priorotas utama bagi tenaga kesehatan. Semua tenaga kesehatan harus mampu menjadi pioner utama dalam meningkatkan angka kehidupan bagi ibu hamil di Indonesia.
”Tata acara penanganan kegawatdaruratan harus benar benar difahami oleh semua tenaga kesehatan, sehingga mampu meminimalisir angka kematian ibu hamil di indonesia,”ujar dr Rizki Pranadyah SpOG ketika menjadi narasumber dalam acara Seminar Nasional Kebidanan di Stikes Muhammadiyah Lamonga.
Dokter yang bertugas di RS Dr Soetomo Surabaya tersebut juga menegaskan bahwa penangan kegawatdaruratan untuk ibu hamil ini juga harus melibatkan banyak pihak dan tata caranya harus dilakukan dengan baik dan benar. ”Selain itu, penanganan pada ibu hipertensi dalam kehamilan memerlukan penanganan serius karena sering terjadi komplikasi langsung ke eklamsia dan masih menjadi penyebab utama menurut survey di dr Soetmo tahun 2013,”sambungnya.
Preeklamsia sendiri merupakan suatu kondisi selama kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan protein dalam urin (proteinuria). Preeklamsia biasanya terjadi setelah minggu ke-34 kehamilan, tetapi dapat berkembang setelah lahir.Preeklamsia dan eklamsia yang paling umum pada kehamilan pertama kali. Remaja hamil dan wanita di atas 40 juga memiliki resiko.Eklampsia merupakan pengembangan kejang pada wanita dengan preeklamsia berat. Memiliki mortalitas (kematian) tingkat 2%.
Acara seminar nasional tersebut mengangkat tema ”Management Emergency Maternal Neonatal, Life support focus on preeclampsia & eclampsia” diselenggarakan atas kerjasama Stikes Muhammadiyah Lamongan, Ikatan Bidan Indonesia Kab Lamongan dan Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.
Seminar yang diadakan dalam rangka Milad ke 10 Stikes Muhammadiyah Lamongan ini dimeriahkan oleh penampilan seni tari Mayang madu dan dihadiri oleh pemateri yang kompeten dalam bidangnya diantara dr.Taufiq Rahman, SpA dari RSM lamongan, dr Rizki Pranadyah SpOG dari RS dr Soetomo Surabaya dan Lilin Turlina S.ST M.Kes, dosen Stikes Muhammadiyah Lamongan.
Peserta yang hadir sekitar 400 orang terdiri dari berbagai tenaga kesehatan di Wilayah Bojonegoro, Lamongan, Tuban, Mojokerto dan Gresik.(*/irvan)