MuhammadiyahLamongan.com – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan bersama PT. Nusantara Segar Abadi mengadakan Pelatihan Terpadu bertajuk “Petani Muhammadiyah: Berdaya Bersama Cavendish” yang berlangsung di GDM Solokuro pada Ahad (14/7/2024). Acara ini diikuti oleh 265 peserta dan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk K.H. Kasuwi Thorif, MA yang mewakili PDM Lamongan, serta Ahmad Labib yang dikenal sebagai tokoh entrepreneur muda. Selain itu, Ahmad Azizi dan tim dari PT. Nusantara Segar Abadi juga turut serta dalam acara ini.
Shobikin, S.Sos., MM, Ketua MPM PDM Lamongan, menyatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan penyadaran kepada para peserta tentang pentingnya pengembangan pertanian alternatif. Selain itu, pelatihan ini juga bertujuan untuk memberikan pendidikan dan pelatihan teknis mengenai seluk-beluk budidaya pisang cavendish. Kegiatan ini diharapkan dapat membangun kesadaran kolektif dan merencanakan aksi bersama dalam budidaya pisang cavendish di Kabupaten Lamongan.
Dengan demikian, diharapkan Lamongan dapat menjadi salah satu sentra pisang cavendish di Jawa Timur. Selain itu, dalam acara ini juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kerja sama antara MPM PDM Lamongan dengan PT. Nusantara Segar Abadi dalam budidaya pisang cavendish.
Pria asal Desa Solokuro ini mengungkapkan bahwa MPM PDM Lamongan bersama PT. Nusantara Segar Abadi memiliki komitmen untuk mengembangkan agrobisnis tanaman pangan (hortikultura) dengan budidaya pisang cavendish sebagai solusi alternatif untuk meningkatkan kesejahteraan petani Lamongan, terutama petani Muhammadiyah Lamongan. Meskipun terdapat trauma yang mendalam bagi sebagian petani di Lamongan akibat program budidaya pisang cavendish sebelumnya, pisang cavendish tetap menjadi komoditas buah tropis yang sangat populer di kalangan masyarakat.
Menurutnya, pisang ini lebih dikenal dengan istilah Pisang Ambon Putih. Pisang cavendish banyak dikembangkan dengan menggunakan metode kultur jaringan. “Keunggulan bibit pisang hasil kultur jaringan dibandingkan dengan bibit dari anakan adalah bibit kultur jaringan terbebas dari penyakit seperti layu moko akibat Pseudomonas solanacearum dan layu panama akibat Fusarium oxysporum cubense. Rasanya yang khas dan lezat membuat pisang jenis ini banyak diminati masyarakat sehingga permintaannya cukup tinggi. Oleh sebab itu, budidaya pisang cavendish menjadi peluang yang sangat menguntungkan saat ini,” pungkasnya. (*)
Reporter Fathan Faris Saputro