Muhammadiyahlamongan.com-Dalam pilgub jika di lapangan ditemukan perbedaan maka jangan sampai terjadi sampai terjadi kuyo-mengkuyo atau saling membully mengingat perbedaan dalam hal pilihan adalah hal yang biasa.
Demikian dikatakan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan), Shodikin M.Pd, saat Kajian PDM Lamongan di Aula Stikes Lamongan, Jum’at (1/6) sore.
“Perbedaan itu biasa, Allah menciptakan ribuan manusia tapi tak satupun ada yang satu dengan yang lain. Maka jika dalam Pilgub mendatang di lapangan ditemukan perbedaan pilihan maka itu adalah hal biasa” kata Shodikin, dihadapan undangan.
Menurut pria yang juga sebagai Sekertaris Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Lamongan, warga Muhammadiyah memiliki tugas untuk menciptakan lingkungan yang damai sehingga ketentraman terus terjaga.
“Dan diharapkan perbedaaan dalam pilihan Pilgub mendatang juga semakin memperkuat persatuan” ungkapnya.
Sebelumnya, beberapa hari yang lalu Kasuwi Thoriq, salah satu pimpinan PDM Lamongan menyebutkan untuk memilih pemimpin dapat belajar dari peristiwa Jalut dan Tholut yang dikisahkan dalam Al-Qur’an.
“Dan yang diangkat Allah jadi pemimpin yang mempunyai kemampuan Basthotan fil ilmi ( pengetahuan luas) dan fil jismi ( fisik sehat dan kuat) “ ungkap Kasuwi Thoriq di hadapan kader kader nasyiah.
Selain itu, tambahnya, pemimpin itu harus memiliki Aqidah yang kuat, ilmu yang luas terutama dalam ketatanegaraan.
“Pemimpin juga harus Quwwatul maal atau berharta yang banyak, Quwwatul Ijtimaiyah yaitu kekuatan menghimpun massa, Quwwatul Iqtishodiyah yakni ekonomi yang sejahterah serta Quwwatul Siyasah yaitu memiliki kekuatan politik” tegasnya saat itu.
Kajian PDM Lamongan di Aula Stikes Lamongan, Jum’at (1/6) sore itu selain dihadiri perwakilan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) se-Lamongan, dan perwakilan Ortom itu, juga dihadiri Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiayah, Prof Dr H. Syafig Mugni MA, dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur. (LIK)