MuhammadiyahLamongan.com – Komoditas tanaman jenis Pisang Cavendish atau yang biasa dikenal dengan Pisang Ambon Putih saat ini menjadi primadona di kalangan petani pemula di Desa Tebluru, Kecamatan Solokuro yang serius menggeluti dunia perkebunan. Hal itu bukan tanpa alasan. Pertumbuhan tanamannya relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan jenis pisang lokal. Sehingga masa panennya cukup membutuhkan sekitar 8-9 bulan usia masa tanam. Perbandingannya, masa panen jenis Pisang lokal membutuhkan waktu antara 1- 1,5 tahun.
Adalah Kasmidin, warga Desa Tebluru yang mulai menekuni budidaya Pisang Cavendish. Ia menceritakan bahwa tanaman buah yang sedang getol dikembangkannya saat ini sangat banyak peminatnya. “Terlebih dari ketersediaan di pasaran masih jarang dijumpai di pasar-pasar tradisional karena lebih banyak masuk di toko-toko retail.” ujar Kasmidin yang juga ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Tebluru ini
Oleh karena itu ia sangat optimis dengan budidaya Cavendish yang saat ini dikembangkannya. Dengan banyaknya permintaan yang terus berdatangan, ia yakin ke depannya dapat memenuhi kebutuhan pasar.
“Saya optimis, budidaya Pisang Cavendish makin maju. Apalagi kan sekarang peminatnya makin banyak. Distribusinya kan masih sebatas di toko-toko modern seperti minimarket. Di pasar tradisional masih sangat jarang ada”, tuturnya.
Awalnya, Kasmidin hanya menanam bibit Pisang Cavendish sedikit saja. Bibitnya diperoleh dari Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM). Saat dikunjungi Kelompok Praktek Pada Masyarakat (PPM) STAI Muhammadiyah Paciran Lamongan 2021 Kelompok Tebluru di kebunnya.
Dari segi pemasaran, buah kaya vitamin yang makin banyak digemari masyarakat di segala usia tersebut tidaklah sulit. Bahkan relatif mudah karena tengkulak yang biasanya langsung datang sendiri ke pemilik kebun. (Fathan Faris Saputro)