Muhammadiyah Lamongan Berkemajuan

Teladani Kasih Sayang sang Nabi

Oleh: Khoirum Majid

Khutbah Pertama

إنّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Jamaah yang semoga dirahmati Allah

Segala puji bagi Allah Swt. pemilik langit dan bumi. Dialah Dzat yang terus menerus mengurus makhluknya. Dialah Tuhan yang mengirim para rasul untuk menuntun manusia. Dialah Raja segala raja, penguasa hari pembalasan, dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, tidak ada pertolongan tanpa izin-Nya.

Salawat serta salam sudah selayaknya menghiasi bibir kita sebagai bentuk cinta dan rasa terima kasih kepada manusia paling agung, Rasulullah Muhammad Saw. Beliaulah penutup para nabi, pengemban risalah Ilahi bagi seluruh umat manusia.

Jamaah yang semoga dirahmati Allah

Sebagai seorang mukmin yang mengharap kebaikan dunia dan akhirat, sudah sepantasnya bagi kita menuruti jalan yang telah Allah gariskan. Jalan yang digariskan itu adalah bertauhid, mengesakan Allah dengan penuh ketundukan, serta menolak dan menghindari kesyirikan yang menodai iman.

Dalam rangka menuruti jalan yang digariskan secara benar, manusia memerlukan pengarahan, bimbingan dan contoh yang dapat dijadikan acuan. Oleh karena cinta Allah kepada umat manusia, Dia telah mengutus rasul yang menyampaikan kebenaran dan ketetapan yang dikehendaki-Nya sehingga mampu mengarahkan, membimbing dan memberikan contoh dalam menuruti jalan kepada Allah Swt.

Adapun Nabi Muhammad Saw. telah Allah Swt. utus sebagai Rahmat bagi kita umat akhir zaman. Allah telah berfirman dalam QS. Al-Anbiya’ [21]: 107,

وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhamamd), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”

Nabi Muhammad Saw. menjadi penghubung bagi kita atas apa yang Allah gariskan sebagai jalan kebaikan dunia dan akhirat. Maka adalah masuk akal jika kita mengikuti arahan Nabi Muhammad, menerima pembimbingannya dan meneladai perilakunya. Tanpanya kita tidak akan dapat menggunakan hati, mata dan telinga sebagaimana mestinya, sehingga kita tidak ubahnya seperti hewan ternak yang bergerak berdasarkan naluri nafsunya.

Jamaah yang semoga dirahmati Allah

Setiap kita dituntut untuk meneladani perilaku Nabi Muhammad Saw. dalam mempraktikkan akhlak mulia. Allah telah menegaskan betapa agungnya pribadi beliau dalam QS al-Qalam [68]: 4,

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

“Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.”

Di antara akhlak beliau yang agung adalah rasa kasih sayang. Sedemikian besar kasih sayangnya sehingga Nabi Muhammad Saw. hampir-hampir membuat dirinya mendapat kecelakaan demi mengajak umatnya untuk beriman. Bahkan beliau memikirkan kita semua yang bahkan tidak pernah berjumpa dengannya. Allah berfirman dalam QS. At-Taubah [9]: 128,

“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul (yaitu Nabi Muhammad) dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu (umat manusia), serta sangat menginginkan kebaikan untuk kamu semua, lagi amat tinggi belas kasihannya serta penyayang terhadap orang-orang mukmin.”

Nabi Muhammad juga memiliki rasa kasih sayang bahkan kepada benda yang tidak bernyawa. Benda seperti sisir, gelas, cermin, tikar, perisai dan pedang, semuanya beliau beri nama. Seakan benda tak bernyawa itu mempunyai kepribadian yang membutuhkan kasih sayang dan persahabatan.

Kita pun sebenarnya sama dengan beliau namun dalam tingkatan yang lebih rendah. Ketika kita menyayangi suatu benda maka kita berusaha menjaganya, terkadang memberinya nama dan membersihkan secara berkala. Contoh itu adalah bukti kepemilikan rasa kasih sayang dalam diri, sekalipun hanya terbatas.

Maka kita perlu memperluas jangkauan rasa kasih sayang kita sebagaimana Nabi Muhammad Saw. Sebab beliau adalah uswatun hasanah bagi kita sebagaimana Firman Allah Swt. dalam QS al-Ahzab [33]: 21,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Kita selayaknya memiliki kasih sayang kepada orang-orang yang tidak seberuntung kita, orang yang berada dalam kekurangan dan orang yang berada dalam kesusahan. Rasa kasih sayang yang dipupuk dalam diri akan melahirkan empati bagi orang lain yang mengalami kesengsaraan.

Setiap perilaku kita sedikit atau banyak berkaitan dan berhubungan dengan orang lain. Maka rasa kasih sayang itu akan menimbulkan perilaku yang dapat menjaga harmoni dengan orang lain, tidak melakukan perbuatan yang menimbulkan konflik baik terhadap saudara seagama, saudara sebangsa maupun saudara sedunia.

Selain itu, selayaknya bagi kita memiliki rasa kasih sayang kepada lingkungan sekitar. Di antara bentuknya yaitu menjaga kebersihan, menciptakan lingkungan yang ramah dan aman, merawat tumbuh-tumbuhan serta menjaga fasilitas umum.

Jamaah yang semoga dirahmati Allah

Demikianlah khutbah yang menasehat kita semua tentang akhlak kasih sayang Nabi Muhammad Saw. Akhlak tersebut harus kita jadikan teladan dan pedoman bagi terwujudnya kehidupan yang Islami.

بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتُهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

يأَيـُّهَا الذين آمنوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ؛

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ أَجْمَعِيْن

اللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا، وَ ذُنُوْبَ وَالِدِيْنَا، وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِناَ، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَاناَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِي فِيهَا مَعَادُنَاوَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَر.

اللَّهُمَّ انْفَعْناَ بِمَا عَلَّمْتَناَ، وَعَلِّمْناَ مَا يَنْفَعُناَ، وَارْزُقْناَ عِلْمًا

رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر

0
Share this article
Shareable URL
Prev Post

Sanggar Phoreba SMA MUH1BA Memukau di Halal Bihalal PDM Lamongan

Next Post

Bupati Lamongan Apresiasi Kontribusi Muhammadiyah dalam Membangun Generasi Emas

Read next
0
Share