MuhammadiyahLamongan.com – Kita tidak mungkin bisa menghindar dari masalah. Yang bisa kita lakukan adalah mengelolanya agar tidak menjadi stres yang berkepanjangan. Bisa jadi masalah itu sama, tapi tiap orang merespon dengan cara yang berbeda.
Uraian itu disampaikan oleh Mohamad Su’ud dalam pengajian shubuh yang diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah Parengan, 8/4/2018.
Sekretaris Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan ini, memberikan resep untuk menghadapi masalah yang datang.
Yang pertama, ucapkan alhamdulillah. “Kelihatannya aneh, mendapat musibah kok membaca hamdallah. Apapun yang terjadi di dunia, semua atas kehendak dan sepengetahua-Nya. Bila kita bersyukur dan ridho, maka Allah akan memberikan jalan keluar,” paparnya.
Menurut Suud, gugup dan tegang tidak menyelesaikan masalah, justru akan membuat runyam. Maka respon yang harus dimunculkan pertama adalah membaca hamdallah. “walau dalam hati bersedih, sediakan ruang untuk memuji.
Bergembira saat mendapat nikmat, itu sudah biasa, tapi “senang” saat musibah datang pertanda ketangguhan jiwa,” urai pengasuh konseling remaja di radio prameswara ini.
Resep kedua, menurut Kang Ud-panggilan akrabnya, selipkan senyum. Tidak semua orang ikut berduka atas musibah yang kita alami, maka cara untuk “menghibur diri” adalah mengumbar senyum kepada orang yang kita temui. “Kalau bukan diri sendiri yang menolong, siapa yang kita harapkan. Karena tidak semua orang peduli,”pesan pria, yang juga sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah Modo ini.
Suud melanjutkan resep ketiga, yaitu bahagiakan orang lain. Kok aneh, sedang bersedih kok disuruh membahagiakan orang lain. “Ini adalah tindakan orang-orang yang mempunyai kebesaran jiwa,” tandasnya.
Suud memberikan alasan, bahwa orang yang menyalurkan enerji positif akan menerima hal yang sama. Kalau ini mampu dilakukan oleh orang yang sedang dilanda masalah, maka Allah akan mempercepat kesedihan dalam dirinya.
“Siapa yang meringankan beban saudaranya, maka Allah akan memberikan jalan keluar dari kesulitran,” turunya.
Pengajian yang sudah berjalan 2 tahun ini berlangsung di masjid Al-Furqon Parengan, dihadiri 250 jamaah, selain jamaah lokal juga hadir dari ranting secabang Pangkatrejo. Setelah pengajian, jamaah menikmati sarapan pagi yang disediakan oleh jamaah ibu-ibu.