MuhammadiyahLamongan.com – Muhammadiyah sosok multitalenta. Ulama sekaligus organisator. Inisiator dan motivator. Tidak berlebihan jika saat itu KH Ahmad Dahlan termasuk kyai yang disegani.
Demikian ungkapan Mohamad Su’ud dalam acara Pelatihan Peningkatan Kualitas Muballigh (PKM) Muhammadiyah, 7/4/2018.
“Keberhasilan Kyai Dahlan dalam dakwahnya, karena sikapnya tidak mengenal putus asa dan kesabarannya dalam melewati setiap rintangan yang dihadapi,” tandas sekretaris Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan ini.
“Mengemban status Muballigh adalah pilihan, karena hanya orang yang sadar tanggungjawab itu bisa dilaksanakan,” tegasnya.
Pengasuh Konseling Remaja di radio Prameswara Lamongan ini, menguraikan bahwa Kyai Ahmad Dahlan pribadi yang gigih, terbukti saat sakitpun tidak menyurutkan niat untuk memimpin konggres Muhammadiyah saat itu.
Selain itu, ungkap Su’ud, Ahmad Dahlan adalah ulama yang visioner dan tidak mudah goyah dalam memegang keyakinan. Saat meluruskan kiblat langgar kidul, berbagai tuduhan dan intimidasi dari pihak lain, tidak bisa menggoyahkan ijtihadnya.
Selain itu, pria yang juga sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah Modo ini mengatakan bahwa seorang Muballigh harus berfungsi sebagai pengungkit, yaitu bisa memotivasi, menggerakkan dan membangkitkan jamaah.
“Agar bisa menjadi pengungkit persyarikatan, Muballigh dituntut memperkuat ruh jihad dengan cara menegakkan sholat malam. Inilah yang dilakukan oleh Kyai Dahlan,” tutur mantan ketua Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Lamongan periode 1996-1998 ini.
“Selain itu, da’i juga seharusnya membekali jiwa dengan memperbayak tilawah. Bahkan di ruang “dinas” Ahmad Dahlan terpampang tulisan pengingat kematian. Karena memang amanah dakwah adalah tugas yang berat dan agung,” tandasnya di akhir materi.
PKM gelombang ke-8 dilaksanakan oleh Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sugio, yang diinisiasi oleh Majelis Tabligh PDM Lamongan berlangsung di SMA Muhammadiyah 10 Sugio. (Mohamad Su’ud)