MuhammadiyahLamongan.com – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Sukodadi hari ini mengelar Musyawarah Cabang ke 7 di Perguruan Muhammadiyah Sukodadi. Dalam musycab tersebut dihadiri 16 ranting dari 20 jumlah desa di Kecamatan Sukodadi. 29/2016
Acara tersebut dihadiri oleh PDM Lamongan, dalam sambutannya, Pimpinan Daerah mengajak kepada semua warga Muhammadiyah untuk senantiasa menguatkan aqidah, meluaskan pengetahuan dan cerdas dalam bersyiasah, karena Muhammadiyah kedepan tantangan dan rintanganya jauh lebih besar dan berat. Lebih-lebih tantangan di internal persyarikatan. Sebagai pemimpin harus tegas dan berani mengambil keputusan, walaupun itu dirasa menyakitkan. Untuk itu kemandirian ekonomi menjadi penting sebagai pilar kemandirian individu, jamaah dan organisasi. Agar kemandirian ideologi bisa tercapai. Ujar H. Kasuwi Thorif.
Dalam musycab tersebut hadir 16 PRM dan PRA Se Kecamatan Sukodadi, terpilih Mustain sebagai ketua PCM dan Murti’ah sebagai ketua PCA Sukodadi, keduanya adalah utisan PRM dan PRA Keduwul. saudara kakak beradik dari pasangan ayah Sriyan (alm) dan ibu Kami ini telah diberi mandat oleh musyawirin dengan perolehan suara terbayak 61 suara. Dalam sambutanya, Mustain menyampaikan, bahwa terpilihnya dirinya menjadi ketua bukan serta merta sebuah hadiah, penghargaan atau penghormatan. Melainkan itu adalah amanah umat, yang sungguh berat pertanggungjawabanya di hadapan Allah. Untuk itu dibutuhkan semua kekuatan, potensi dari semua kader dan warga Muhammadiyah untuk saling menjadi kekuatan dalam rangkah dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar baik di ranting atau di Cabang Sukodadi ini. Tantangan hari ini sangat berat, terlebih pada persoalan kaderisasi persyarikatan dan generasi muda pada umunya. Kita berharap Muhammadiyah harus mampu menjadi solusi terhadap semua persoalan keumatan.
Dalam kesempatan yang sama, Murti’ah menyampaikan dalam sambutanya, bahwa Aisyiyah hari ini harus lebih baik dari sebelumnya, persoalan keumatan dan khususnya kaum perempuan dibutuhkan perhatian serius. Karena perempuan adalah ibu yang akan melahirkan generasi bangsa kedepan. Baik buruk suatu bangsa, boleh dikata ibulah yang sangat dominan menjadi penentu.
Begitulah harapan besar yang tersirat dari kedua anak-anak Sriyan dan Kami. Murti’ah dan Musta’in adalah kakak beradik yang dibesarkan di Dusun Keduwul dari seorang ayah yang sehari-hari bekerja sebagai pengrajin dan penjual timba dari Kampung ke Kampung. Walau demikian Sriyan yang juga pengurus Masjid Kampung (mashid AN NUR)itu tak henti-hentinya menasehati anak cucunya Untuk senantiasa berjuang,…”urip iku kudu berjuang, ojo wedi mlarat senajan tantangane akeh tur gede, anak putuku kudu pinter lan wani (kendel) negakne kebeneran”….begitu Sriyan berpesan pada anak-anaknya juga cucu-cucunya. Ujar Musta’in mengigat nasehat ayahnya.(kontributor BD).