MuhammadiyahLamongan.com – Momentum historis-filosofis berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang beranjak ke-usia 53 tahun. Milad IMM yang diselengarahkan oleh Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Lamongan dengan berangkaian kegiatan sejak tanggal 1 – 14 Maret dan pada hari ini sebagai puncak dari serangkaian kegiatan yakni Workshop IMMawati atau Diksusiawati.
Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Gedung Dakwah Muhammadiyah Lamongan. Dan dihadiri oleh kader-kader IMM se-Lamongan sebanyak 125 orang. Dari tingkatan Komisariat hingga Cabang Lamongan tetap konsisten dalam mengikuti acara tersebut sejak pukul 08.00 – 17.00 WIB. Kegiatan yang berlangsusng selama satu hari ini merupakan Reflektif-Kritis tentang peran dan posisi IMMawati dalam pemikiran maupun gerakan IMM yang masih dirasa kurang produktif-progresif dalam eksistensinya.
Menurut Ketua Umum PC IMM Lamongan, Kakanda Rislu Mukhtadi dalam sambutanya peran strategis seorang IMMawati harus mencerminkan nilai-nilai ideologis yang bersifat nilai bukan tujuan. Yang dimaksud nilai adalah melihat kondisi objektif realitas yang ada disekeliling kita, kemudian mampu menjadi agent perubahan bagi kondisi sosio-kultur dan menanamkan cita-cita masyarakat ideal yang demokratis, toleransi dan berkeadilan sosial.
Tutur komandan IMM Lamongan ini juga, bagimana peran kader-kader IMM Lamongan yang berada di wilayahnya masing-masing bisa solutif-inovatif dalam mengentaskan permaslahan yang melanda masyarakat baik struktur sosial maupun keadilan sosial yang masih memihak golongan tertentu. Misi pembebasan sebagai alternative baru bagi gerakan IMM baik sosialisasi maupun advokasi terhadap hal-hal yang menyimpang dari nilai-nilai baik agama, budaya maupun hukum negara.
Disambung dengan sambutan dari Dewan Pimpinan Daerah IMM Jawat Timur, IMMawati Iza, ia menuturkan bahwa dalam kegiatan ini harus bisa mengambil makna sejarah berdirinya IMM dan sosok IMMawati harus bisa berjalanan beriringan dengan gerakan IMMawan. sehingga dominasi serta diskriminasi dalam IMM tidak berlaku, IMMawati harus menjadi barometer gerakan perempuan baik secara domestic maupun public. Dengan demikian perempuan menjadi satu isyarat menuju masyarakat yang beradab.
Ayahanda Ghufron, yang mewakili dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan juga menegaskan bahwa dalam mewujudkan cita-cita Muhammadiyah. Maka peran kader-kader IMM menjadi satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari urugensi serta korelasi gerakan Muhammadiyah Lamongan, dengan melihat Geo-Ekonomi Muhammadiyah Lamongan maka sejarah masa depan ada ditangan IMMawan-IMMawati untuk menjaga serta mengembangkan Dakwah Muhammadiyah sebagaiaman IMM menjadi pelopor, pelangsung serta penyempurna cita-cita Muhammadiyah. Atas keberlangsungan tersebut maka peran angkatan muda ini harus memiliki kapasitas secara keilmuan dan kualitas secara keimanan. Sehingga Muhammadiyah benar-benar terjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Dalam kegiatan Workshop ini yang langsung dipromotori oleh Ketua Bidangang IMMawati Jawa Timur serta Sekbid Kader. Berlangsung sangat dinamis serta kritis dan menekankan sisi dialog interaktif antar peserta dan kedua promotor dalam kegiatan ini. Dan semoga out put dari kegiatan ini bisa menjadi vitamin baru dalam pergerakan IMM Lamongan umumnya dan IMMawati khususnya. Dengan demikian IMM Lamongan bisa mendobrak hal-hal yang belum dijangkau selama ini, dan ini menjadi garapan bagi IMMawan dan IMMawati dalam merespon secara kritis-analitis dan praksis gerakanya (Andi Rois)