MuhammadiyahLamongan.com – Amin Umamah, Ketua Wilayah Kerja 3 (Wilker 3) Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Lamongan, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi Wilker 3 yang disebutnya “kurus kering”. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa semangat untuk memajukan ‘Aisyiyah tetap membara di dalam diri mereka. Kondisi kurus kering ini, menurutnya, merupakan hasil dari kerja keras dalam menimba ilmu untuk memperbesar peran ‘Aisyiyah di wilker 3.
Amin Umamah menyampaikan keluhannya dalam Rapat Koordinasi ‘Aisyiyah Wilayah Kerja 3 dengan tema “Sinergisasi Program Majelis Lembaga Untuk Penguatan Organisasi” yang diadakan oleh Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Lamongan di Perguruan Muhammadiyah Sukodadi pada hari Ahad, (10/12/2023).
Dengan keterbatasan tenaga dan waktu yang dimilikinya, Amin Umamah berkomitmen untuk memajukan ‘Aisyiyah di wilker 3 dengan dedikasi dan tanggung jawab yang optimal. Rapat tersebut merupakan putaran pertama PDA Lamongan, di mana Amin Umamah memimpin 6 cabang, termasuk Pucuk, Kalitengah, Turi, Sukodadi, Karanggeneng, dan Karangbinangun, yang semuanya termasuk dalam wilker 3. Meskipun berat, ia bertekad untuk mengembangkan ‘Aisyiyah di wilker 3 dengan penuh semangat.
Dalam kegiatan ‘Aisyiyah tersebut, disediakan kotak infaq shodaqoh sukarela sebagai bentuk ijtihad dalam beramal dan berjuang untuk menuju surga. Sebanyak 91 peserta dari keenam cabang tersebut mengirim perwakilan majelisnya.
Kemudian, dalam sambutan Ketua PDA Lamongan, Diyanah Mufidati S. Ag. M.Pd., ia menyampaikan bahwa kondisi kurus Wilker 3 akan diubah menjadi energi positif. Menurutnya, kurus karena butuh tambahan ilmu dan kering akan membuat ‘Aisyiyah tetap awet hingga tutup usia.
Diyanah juga menjelaskan pengalaman Rapat Kerja Pimpinan Daerah (Rakerpimda) PDA Lamongan di Batu, dengan mengawali kalimat motivasi diri, “Aku bisa menjadi apa yang aku pikirkan.” Ia menekankan pentingnya menambah ilmu dan wawasan, terutama ketika berhadapan dengan ‘Aisyiyah.
“Setiap bertemu, bertambah ilmu, setiap berjumpa, bertambah wawasannya. Yakinilah bersama saat mengikuti Musywil, Musyda, Musycab, Musyran, semuanya punya paparan program. Di wilker 3, bagaimana memadukan antar Majelis membawa program-program tertentu,” ungkap Diyanah.
Di samping itu, Diyanah berharap adanya kolaborasi dan sinergisasi antar majelis untuk meningkatkan semangat ‘Aisyiyah. Program-program seperti sadel cepak di Modo, Medalem dapat menjadi inspirasi dan dapat diimplementasikan di berbagai majelis. Meskipun termasuk program pemerintah, ‘Aisyiyah diharapkan dapat berperan aktif dalam mensukseskannya. (*)
Reporter Listi Iklimah. Editor Fathan Faris Saputro.