Muhammadiyah Lamongan Berkemajuan

MPM Muhammadiyah Babat Mengajak Bermuhammadiyah dengan Pertanian Sehat dan Menguntungkan

MuhammadiyahLamongan.com – Usai menggelar kegiatan Silaturahim dan Ngaji Petani Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Cabang Muhammadiyah Babat pada, Kamis (18/1)kemarin yang berlangsung di Agro Mulia, Prigen, Pasuruan. Dalam agenda tersebut para peserta merima materi tentang manfaat menggunakan pupuk alami.

Tak puas hanya menerima materi saja, MPM Pimpinan Cabang Muhammadiyah Babat mengelar Diklat Pertanian, Ahad (25/2) kemarin dengan tema Bermuhammadiyah dengan Pertanian Sehat dan Menguntungkan, dalam upaya untuk pemberdayaan petani secabang Babat dalam hal ini langsung di pandu oleh tim Agro Mulia Prigen diketuai Hendra Sedijalaksana.

Kegiatan ini berlangsung di Aula SMP Muhammadiyah 26 Patihan Babat ini pesertanya terbatas, sebanyak 53 orang dari masing-masing Pimpinan Ranting Muhammadiyah se Cabang Babat serta melibatkan Pemuda Muhammadiyah setempat.

Ketua Panitia, Eko Hijrahyanto Erkasi mengatakan, kegiatan ini merupakan cikal bakal para petani di Muhammadiyah Babat. Ia mengajak, warga dapat bertani secara sehat dan menguntungkan. Apalagi sekarang dalam persiapan tanam kedua setelah panen sehingga petani bisa langsung mengaplikasikan.

Senada dengan itu, Ketua PCM Babat Abdul Ghoffar, ingin kegiatan ini dapat menghasilkan input dan output yang diharapkan, sehingga petani dilingkungan Muhammadiyah Babat ini bisa berdaya.

Berdasarkan fakta yang ada, bahwa petani kita masih bergantung pada pupuk kimiawi. Sementara banyak negara-negara maju dan berkembang justru dalam bertani sudah menggunakan cara alami atau organik.

“Kami berharap dapat mengurangi keinginan para petani menggunakan cara instan atau kimiawi sehingga hasil pertani benar-benar sehat dan menguntungkan sesuai harapan dari diadakanya diklat kali ini, bila perlu dibuatkan MoU dengan tim Agro Mulia biar ada legal formalnya,” imbuhnya dengan tegas.

Sementara itu, Hendra Sedijalaksana didepan para peserta bertanya, mengapa tanah kita yang gema ripa loh jinawi jarang bisa ekspor hasil buah?. Ia menjawab, ini adalah akibat petani kita yang belum bisa mengolah tanaman kita menjadi sehat dan menguntungkan punya nilai zerro residu.

Sebab itu, gerakan tani berjamaah sangat penting untuk segera kita laksanakan, karena dengan tani berjamaah akan saling mengisi dan saling keterkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Dan semua itu juga harus dibekali ilmu yang ada jangan sekedar bertani, katanya.

Kegiatan diklat ini ditutup dengan praktik pembuatan pupuk kompos sebagai pupuk alami. Para peserta terlihat antusias mengikuti arahan pemateri adapun bahan yang digunakan seperti, kotoran hewan, Humus bisa dari hijauan daun atau bisa juga limbah media tanam jamur, kapur pertanian dan mikroba dekomposer.

Sedangkan, cara pembuatanya kotoran hewan diletakkan diatas terpal diratakan setinggi 10 cm. Kemudian ditambahkan humus diatasnya. Perbandingan antara kohe dan humus 3 : 1. Tambahkan kapur pertanian secukupnya secara merata diatasnya, lalu aduk semua bahan hingga rata. Kemudian ratakan kembali setinggi 10 cm.

Campurkan 2 tutup botol mikroba dekomposer ke dalam air kurang lebih 5 liter. Siramkan secara merata hingga cukup, jangan terlalu basah. Kemudian bahan tersebut ditutup rapat dalam terpal,7 tunggu selama 3 minggu untuk proses dekomposer yang sempurna. (Zood)

0
Share this article
Shareable URL
Prev Post

Politik Bukan Aqidah, Maka Pahami Secara Dinamis

Next Post

Menggapai Kebahagiaan Hidup Bersama IPM lamongan Melalui Kajian dan Bedah Buku

Read next
0
Share