Muhammadiyah Lamongan Berkemajuan

Nikmatnya Menyaksikan Gerhana

Hari Rabu, 31 Januari 2018 kemarin, mulai dari jam 18.48 WIB hingga jam 21.08 WIB kita menyaksikan Gerhana Bulan Sebagian dan Total. Menurut para ahli, bahwa tanggal 31 Januari 2018 itu menjadi tanda kekuasaan Allah hadir di alam nyata kita. Ada tiga peristiwa langka yang terjadi secara bersamaan, yakni fenomena supermoon, blue moon, dan gerhana bulan total. Dari ketiga peristiwa bulan ini yang terjadi bersamaan, lalu muncullah super blue blood moon. Artinya gerhana bulan total akan mengubah supermoon kedua di bulan Januari ini atau blue moon ini menjadi bloodmoon yang berwarna oranye atau merah kecoklatan seperti tembaga.

Berbicara gerhana bulan atau matahari pasti berkaitan dengan matahari, bulan, bumi, malam dan siang. Dalam hal ini, Allah menyebut semuanya ini sebagai tanda tanda kekuasaan atau tanda tanda wahdaniyah-Nya, sebagaimana disebutkan dalam al-Quran Surat Fushshilat ayat 37 (yang artinya) : ” Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah kalian bersujud pada matahari dan janganlah (pula) bersujud pada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kalian hanya kepada-Nya saja beribadah”.

Ketika Allah sudah menyebutkan dan memperlihatkan tanda tanda kekuasaan-Nya, di antaranya berupa malam, siang, matahari dan bulan secara jelas dan kasat mata serta kita pula dapat dan ikut menyaksikan dan mengalami sendiri, maka alasan apalagi bagi kita untuk tidak bertauhid, tidak beriman kepada Allah yang menciptakan dan mengatur semuanya itu dan justru kufur dan mendustakan-Nya. Itulah hakikat kita menerima kenikmatan dari Sang Pencipta alam semesta ini. Dalam surat Ar-Rahman lebih tegas lagi Allah berfirman : فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ yang diungkapkan beberapa kali (31 kali dalam 78 ayat).

Dalam akhir Surat An-Naml Allah juga berfirman (yang artinya) : “dan Katakanlah: “Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepada kalian tanda-tanda kekuasaan-Nya, Maka kalian akan mengetahuinya. dan Tuhanmu sungguh tiada lalai dari apa yang kalian kerjakan (di dunia)”. Malam, siang, matahari, dan bulan sudah diperlihatkan kepada kita tanpa adanya halangan apapun.

Awal ayat 93 Surat ke-27 dalam tata urutan Mushaf Al-Qur`an itu diawali dengan perintah kepada Nabi Muhammad SAW agar disampaikan kepada umatnya untuk memuji Allah dengan al-hamdulillah. Kita mengingat Surat Al-Fatihah selepas ayat Bismillahirrahmanirrahim pula berlanjut dengan awal ayat al-hamdulillahi Rabb al-‘Alamin. Makna Al-hamdu ialah memuji dan bersyukur kepada Allah dengan kalimat yang baik atas segala nikmat yang telah dianugerahkan Allah. Dalam terjemahnya kata al-hamdu ini seringkali diberi tambahan arti ‘segala’ terletak pada al pada al-hamdu yang oleh ahli bahasa dinamakan al istighraq yang berarti artikel yang memberi arti mencakup keseluruhan. Sedangkan lillahi artinya bahwa memuji dan bersyukur itu bagi Dzat yang wajib adanya atau hanya dikhususkan kepada Allah semata.

Al-hamdulillah ini, dalam Surat Al-Fatihah, menurut Sayyid Quthb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur`an (edisi terjemah) merupakan perasaan yang melimpah masuk ke dalam hati seorang mukmin, hanya semata-mata ingatnya kepada Allah. Karena keberadaannya sejak awal adalah limpahan dari sekian limpahan nikmat Ilahi yang menghimpun pujian dan sanjungan. Dalam setiap kejapan mata, dalam setiap pandangan, dalam setiap langkah senantiasa diiringi dan disertai oleh nikmat-nikmat Allah, nikmat yang melimpahi semua makhluk-Nya, khususnya manusia ini. Oleh karena itu, mengucapkan “al-hamdulillah” di dalam memulai sesuatu dan mengakhirinya merupakan salah satu kaidah di antara kaidah-kaidah tashawwur Islam secara langsung.
Banyaknya nikmat tersebut diperlihatkan kepada kita. Imam Mujahid menafsirkan : سَيُرِيكُمْ آيَاتِهِ فَتَعْرِفُونَهَا dengan ungkapan : Bahwa Allah memperlihatkan kepada kalian di dunia ini sesuatu yang kalian saksikan sendiri, di antaranya adalah tanda tanda kekuasaan Allah di langit dan di bumi, lalu kalian mengetahuinya bahwa sesungguhnya tanda tanda kekuasaan Allah itu benar adanya”.

Kita sebagai umat Islam, alhamdulillah cepat merespon nikmat yang berupa adanya malam, siang, matahari dan bulan, dan senantiasa berusaha menguatkan keimanan kepada Allah SWT. Keimanan inilah yang sangat menentukan langkah kita dalam penilaian Allah SWT, sebagaimana akhir ayat 93 Surat An-Naml itu : وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ. Oleh karena itu, kekokohan iman di dunia ini menjadikan diri kita aman di akhirat kelak. Karena masa depan hakiki senyatanya itu milik baginda Rasulullah SAW dan orang-orang beriman yang mengikuti jalan Allah dan utusan-Nya.

Maka dari itu, Allah pasti memberikan balasan kepada para hamba-Nya yang berkomitmen ber-Islam secara benar. Semoga Allah senantiasa melimpahkan nikmat-Nya kepada kita. Ya Allah, kabulkanlah permohonan kami ini.

Maslahul Falah
Wakil Sekretaris PCM Laren

0
Share this article
Shareable URL
Prev Post

RS Muhammadiyah Babat, RS Kecil yang Selesai Akreditasi Paripurna

Next Post

Wahyuddin Ahmadi Terpilih Jadi Ketua Umum Korda Fokal IMM Lamongan

Read next
0
Share