MuhammadiyahLamongan.com – 80 peserta hadir dalam acara rapat koordinasi dan pembinaan guru-karyawan di aum muhammadiyah cabang modo.
Kegiatan yang berlangsung di hall SMK Muhammadiyah 6 Modo, diiringi cuaca sejuk. Ketua PCM Modo, Ali Shodiqin dalam sambutannya mengajak kepada seluruh guru dan karyawan agar kompak dan selalu menjalin kerjasama demi terwujudnya tujuan persyarikatan.
“bermuhammadiyah tidak mendapatkan imbalan materi, tapi sebagai ajang perjuangan yang hanya mendapatkan ridho dari allah swt “, kata Ali Shodiqin, yang juga menjadi ketua kelompok tani di desa Mojorejo.
Ketua Majelis Dikdasmen PCM Modo, Arif Suparno selaku pelaksana kegiatan menyampaikan ucapan terima kasih dan merasa bangga atas dukungan dan kehadiran guru dan karyawan. Arif berjanji akan melakukan penataan manajemen dan pembinaan secara rutin dalam rangka peningkatan kualitas pendidik.
“masyarakat sudah mulai cerdas dan kritis menilai dan memilih sekolah yang berkualitas. Pendidikan muhammadiyah tidak boleh kalah dalam hal kualitas”, kata kusnowo shadak, ketua dikdasmen pdm lamongan, mengawali pembinaannya.
Maka dibutuhkan kreatifitas para pemangku pendidikan, tidak hanya dibebankan pada kepala sekolah, tapi guru juga harus menjadi pionir perubahan. Majelis Dikdasmen selaku pemangku pendidikan menjadi bagian penting untuk turut serta dalam mendesain pola pendidikan.
Tantangan terbesar pendidikan di Indonesia, lebih khusus sekolah muhammadiyah, adalah akhlak siswa. Pengaruh luar lebih dahsyat, apalagi teknologi semakin canggih. Dibutuhkan benteng yang kuat.
“perlu ada tauladan dari guru. Siswa membutuhkan idola yang kuat”, kata kusnowo yang juga menjadi anggota pcm babat.
Mengapa siswa mencari idola yang lain, karena di sekolah siswa belum menemukan tauladan.
Muhammadiyah lahir dengan kekuatan pendidikan, sehingga mampu melahirkan sosok sosok hebat, semisal jenderal soedirman, ki bagus hadi kusumo, ir. Soekarno, ir. Juanda, dll. (M. Suud)