Muhammadiyah Lamongan Berkemajuan

Persahabatan

maslahul-falah

maslahul-falahSangat mungkin kata dalam Bahasa Indonesia persahabatan ini berasal dari kata (kalimat) Bahasa Arab ash-shohabah, yang diartikan Sahabat Nabi Muhammad saw. dan juga beberapa sahabat (Kamus At-Taufiq Arab-Jawa-Indonesia). Sementara dalam Kamus Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, kata ash-shohabah berarti Shahabat Nabi Muhammad saw. Bisa juga berasal dari kata ash-shuhbah yang juga bermakna persahabatan. Selain itu juga ada ash-shahib dengan bentuk plural shahbun, shihab, ashhab, yang diartikan teman, sahabat (Kamus Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia). Kata ash-shohabah dan ash-shahib sendiri berakar kata dari kata kerja shahiba-yashhabu-shuhbatan, yang berarti menemani, menyertai, berkawan dengan dan pula menjadikan kawan. Sedangkan Dalam http://kbbi.web.id/, sahabat diartikan  kawan, teman, handai. Sedangkan persahabatan bermakna perihal persahabatan; perhubungan selaku sahabat.

Persahabatan itu bisa hadir dikarenakan ikatan profesi, tetangga, pendidikan, pertemanan lainnya, dan juga melalui media sosial. Hamka dalam Falsafah Hidup menulis bahwa maksud persahabatan itu bukan hendak berkumpul-kumpul  dan bercengkrama saja untuk merasakan enaknya makanan dan minuman. Bukan pula supaya berganti-ganti membayar makanan di kedai kopi. Kalau hanya demikian sifat persahabatan, maka tukang copet, pencuri dan pembongkar kepunyaan orang lain, bukan main erat persahabatannya.

Bahkan   sampai apabila seseorang tertangkap dan masuk penjara, yang tinggal, yang tinggal (dan selamat) yang memberikan belanja kepada anak istrinya. Maksud persahabatan sejati adalah untuk sama-sama memperluas tujuan hidup, memperdekat di antara satu jiwa dengan jiwa  yang lain, yang telah terdapat kecocokan  di dalam satu perkara, sehingga dapat didamaikan  di dalam perkara  yang lain.
Maka dari itu, nilai persahabatan hakikatnya langgeng sampai maut memisahkan dengan kehidupan dunia ini. Persahabatan dikarenakan ikatan profesi, ketetanggaan, sekolah atau pendidikan, atau ikatan lainnya,  boleh berhenti dan berganti, tetapi persahabatan tidak mungkin terputus.

Nilai persahahabatan yang seperti ini lahir dari hati nan tulus ikhlas. Hati nan tulus ikhlas ini sebagai manifestasi dari ketauhidan kepada Allah SWT. Inilah qolbun salim, hati yang sehat dan bersih. Said bin Ali bin Waf Al-Qahthaniy (2000:224) memaknai qolbun salim adalah hati yang bersih dari syahwat untuk menentang perintah Allah dan melanggar larangan-Nya serta bersih dari keraguan terhadp berita-Nya. hati yang seperti ini yang akan selamat kala menghadap ke hadirat Allah pada hari kiamat nanti (QS. 26: 88-89).

Kala Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya sampai ke Yatsrib (yang kemudian dirubah menjadi Madinah) dalam hijrahnya itu, beliau SAW sesegera mungkin mengikatkan mereka (Muhajirin) dalam persahabatan dengan sahabat Anshar. Kebaikan Muhajirin dan Anshar dalam ikatan persahabatan menjadikan kekuatan dahsyat untuk kemuliaan Islam dan Umat Islam. Allah SWT memuji Muhajirin dan Anshar dalam Surat Al-Hasyr ayat 8-9 dan surat At-Taubah ayat 100.

Persahabatan nan tulus mengalirkan akhlak mulia yang tak berhenti. Orang-orang yang memadu dalam persahabatan ini saling memberi (dalam makna material), saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, saling membangun komunikasi, saling memberi manfaat dan mengambil manfaat,  saling membantu dalam kebaikan dan ketakwaan, saling menjamin dalam kebaikan,  dan tentunya juga saling berkunjung dan bertatap muka serta saling kritik konstruktif. Kata salah satu mahfuzhot Khoirul Ashhab man yadulluka alal khoir (sebaik-baik teman adalah orang yang menunjukkanmu pada kebaikan).

Kini kita hidup dalam alam globalisasi ini atau meminjam istilah Yasraf Amir Piliang (2010:45) sebagai Dunia yang Dilipat, yakni gambaran sebuah dunia, yang di dalamnya berlangsung berbagai bentuk pemaksaan, pemadatan, pemampatan, penekanan, perusakan, pengkerdilan dan miniaturisasi berbagai dunia. Tentunya juga berpengaruh terhadap kualitas persahabatan itu. Kadang kunjungan atau saling berbagi ilmu cukup dengan media sosial yang beredar dan digunakan untuk berkomunikasi, semisal facebook, instagram, whatsApp, twitter, sms, dan sebagainya.

Namun demikian, dalam keadaan apapun kehidupan kita ini, nilai, makna dan hakikat persahabatan tetap menjadi kekuatan untuk memompa dan memotivasi kebaikan. Pun pula persahabatan untuk saling menjamin bersih diri dari akhlak tercela, semisal sombong (kibr), bakhil. Gua Tsur menjadi inspirasi kekokohan persahabatan Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar. Al-Qur`an menyebutkan bahwa Rasulullah berkata kepada shahib-nya, yakni  Abu Bakar (selengkapnya baca QS. At-Taubah ayat 40). Dalam sebuah Hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Al-Bukhari, Abu Bakar memberikan kesaksian : aku bersama Nabi SAW dalam Gua. Maka aku lihat jejak-jejak kaki kaum musyrikin. Lalu aku berkata kepada Nabi SAW : Ya Rasulullah kalau sebagian di antara mereka menundukkan pandangannya niscaya mereka akan melihat kita. Rasulullah SAW pun meneguhkan pendirian Abu Bakar seraya bersabda : “Tenanglah wahai Abu Bakar, kita memang berdua, namun Allah yang ketiga”. Ya persahabatan itu langgeng, kokoh, fleksibel.  Wallahu alam.

 

Penulis

Maslahul Falah

Wakil Sekretaris PCM Laren
Dosen STAIM Karangasem Paciran

0
Share this article
Shareable URL
Prev Post

Serunya Ceria Pandu Athfal Kwarcab HW Paciran

Next Post

GEMPAR (Gerakan Kemandirian Pelajar)

Read next
0
Share