“Didunia ini ada 10 rizki yang disediakan Allah untuk hambanya, 9 diantaranya bersumber dari perniagaan”.
Kemandirian sudah ditunjukan oleh Rasulullah SAW semenjak beliau masih kecil. Ketika beliau diasuh oleh Halimatus Sa’diyah. Muhammad kecil sudah latih kemandirianya dengan menggembalakan kambingnya. Ditengah gurun Makkah yang terik dengan penuh tanggung jawab kecil Muhammad memantau hewan kembalanya itu berangkat pagi pulang sore begitu seterusnya.
Seusai diasuh oleh Halimah kembali.
Purna asuh oleh Halimah, kemudian dalam asuhan Abdul Muntholib hingga Muhammad diasuh Abu Thalib budaya kerja keras dan semangat kemandirian terus berlanjut malah ditingkatkan lagi levelnya. Tak pernah absen Abu Thalib mengajak sang ponakan pasar dan perjalanan dagang. Bahkan ketika Muhammad tidak diajak Muhammad terus merengek minta diajak seperti peristiwa dagang ke Syam. Awalnya Abu Thalib tidak mengajak akan tetapi Muhammad kecil merengek-rengek minta diajak hingga akhirnya diajaklah Muhammad ke ekspedisi dagang ke Syam namun berhentikan paksa oleh pendeta.
Pendeta Buhaira yang melihat tanda kenabian pada diri Muhammad. Buhaira takut orang-orang yahudi akan membunuhnya. Pada usia 20-an Muhammad sudah mandiri bisa menjakan bisnis brilian hingga Khadijah kepincut memberikannya tanggung jawab akan barang dagangannya. Diusia dewasapun beliau tetap berwirausaha/berdagang dipasar meski beliau seorang Nabi yang mulia. Beliau tidak mau bermalas-malasan mengantungkan pemberian orang lain.
Begitulah kemanadirian NABI panutan kita Muhammad saw.
Setiap level pimpinan Ikatan pelajar muhammadiyah bisa dikatakan. Bisa dikatakan sangat aktif mebuat kegiatan. Hampir setiap minggu ada kegiatan IPM nah tentu dari keaktifan itu butuh dana yang tidak sedikit jumlahnya biar tidak defisit anggaran harus ada pemasukan yang sebanding kalo bisa lebih besar dari pengeluaran.
Melihat kondisi yang semacam itu kita harus punya solusi dari mana income kita. Tidak mungkin kita menggantungkan dari minta donatur memang hasilnya besar tapi sebisa mungkin jangan mengantungkan dari dontur lalu bagaimana solusinya. Solusinya adalah kader IPM harus mandiri bukankah sang rosul kita sedari kecil sudah mandiri sebagai orang.
Yang mengaku umatnya rosulullah tentu kita harus mencontoh kemandirian beliau.
Kalo ada yang bilang pelajar itu fokus belajar ? Iya memang. belajar mandiri punya pemasukan sendiri jangan menggantungkan dari orang tua mulai sekarang stop minta uang saku pelajr harus mandiri.
Melihat hal itu wajib hukumnya pimpinan IPM punya bidang usaha.
Usaha dibidang apa itu ? Usaha bidang apapun boleh tapi bisnis yang paling cocok buat para pelajar adalah bisnis online atau onlineshop. Dalam kurun waktu 2014 sd 2016 bermunculan milyarder di Indonesia mereka bisa seperti itu dengan olineshop.
Mengambil ibroh dari para bisnisman sukses itu dan melihat potensi yang luar biasa dari para jama’ah muhammadiyah Lamongan PD IPM Lamongan mendirikan toko buku cahaya ilmu, budidaya kelinci dan bekerja sama dengan perusahaan ust yusuf mansur PAYTREN membuka loket pembayaran melayani pulsa all operator, listrik, BPJS, PDAM,tiket pesawat,dll yang diharapkan bisa membantu melayani kebutuhan terkhusus jama’ah muhammadiyah dan masyarakat Lamongan pada umumnya ini juga menjadi alat bantu mengenalkan IPM kepada masyarakat dan menghilangkan Citra buruk aktivis jalukan.
Fokus pada loket pembayaran. Kita semua tau kita punya pengeluaran pasti contoh beli pulsa, beli token listrik, bayar telpon/speedy, bayar BPJS, bayar PDAM, nah potensi pengeluaran itu wajib dimanfaatkan jadi sumber penghasilan yang nanti bisa digunakan untuk organisasi. saya berharap loket-loket itu ada disetiap level pimpinan IPM terendah yakni ranting Jika itu bisa terealisasi bukan hanya dana buat kegiatan tapi bisa beli kendaraan operasional, bahkan bisa punya gedung sendiri.
Ayo kader.. sekarang jamannya wirausaha, waktunya kemandirian, saatnya pelajar bergerak, pelajar yang mandiri.