MuhammadiyahLamongan.com – Rumah tangga harus dijadikan sebagai forum pendidikan yang mengandung unsur keteladanan dan didukung dengan perencanaan-perencanaan matang.. Rumah tangga juga harus dijadikan sebagai forum perpustakaan yang berarti semua anggota keluarga tidak pernah berhenti belajar agar rumah tangga tersebut selalu berkemajuan.
Demikian pengarahan Drs H. Mustofa Nur MM, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan saat kajian Ramadhan dan bakti sosial dalam rangka milad Aisyiyah ke-102 di gedung PDM Lamongan yang bertema Penguatan Advokasi Perempuan Dan Gerakan Cinta Anak ( GCA ).
Mustofa Nur juga menjelaskan untuk menjadikan seluruh anggota rumah tangga tentram, bahagia dan mendapat rahmad dari Allah maka rumah tangga harus dijadikan sebagai masjid. Yaitu sebagai tempat atau sarana beribadah.
”Rumah tangga harus dijadikan sebagai forum masjid yang tercermin dengan kebersamaan. Misalnya melakkukan sholat secara berjama’ah, memperdengarkan alunan ayat suci AL- qur’an yang dibacakan anggota rumah tangga atau keluarga” kata H.Mustofa Nur.
Sementara itu Hj. Siti dalilah Chandrawati M.Ag, Ketua Pimpinan Wilyah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur dalam ceramah saat kajian Ramadhan dan bakti sosial dalam rangka milad Aisyiyah ke-102 di gedung PDM Lamongan yang bertema Penguatan Advokasi Perempuan Dan Gerakan Cinta Anak ( GCA ) tersebut berpesan agar jangan sampai para perempuan-perempuan Aisyiyah memiliki anak dalam keadaan lemah nutrisi dan gizi.
”Karena seorang anak akan dapat tumbuh kembang dengan sehat dn cerdas bila mendapatkan asupan nutrisi dan gizi yang cukup sehingga akan berdampak pada penguatan aqidah yg ingin kita tanamkan sejak dini” kata Hj. Siti dalilah Chandrawati M.Ag.
Ketua PWA Jawa Timur tersebut juga menguraikan perempuan-perempun Aisyiyah jangan sampai memiliki anak yang lemah pikiran. .Sangat penting bagi orang tua untuk menjaga ucapan terhadap anak-anaknya karena sesungguhnya ucapan orang tua adalah do’a bagi anaknya, rosilullah bersabda didiklah anakmu sesuai zamannya.Dengan demikian, saat ini orang tua pun dituntut untuk melek IT sehingga akan mampu memberikan kontrol terhadap kebebasan anak-anaknya dalam mengeksplorasi penggunaan IT yang semakin hari perkembangannya semakin cepat dan canggih.
Selain itu diharap perempuan-perempuan Aisyiyah jangan memiliki anak yang lemah sosial, “Dengan kebebasan dalam pergaulan akan dapat menjerumuskan perilaku-perilaku yang menyimpang maka diperlukan BASIC pendidikan yang memberikan pendidikn pada penguatan agama, etika dan moral
“Berikutnya adalah jangan sampai perempuan-perempuan Aisyiyah lemah dalam amalan agamanya. Sebagai warga Aisyiyah harus mampu memberikan keteladanan dengan melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari dengan berislam menurut Faham Muhammadiyah” tegas Hj. Siti dalilah Chandrawati M.Ag
Pada kegiatan tersebut juga dilaksanakan bakti sosial oleh Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Lamongan dengan memberikan paket sembako pada 5 cabang yang masing-masing cabang menerima 50 paket sembako, adapun ke 5 cabang tersebut adalah cabang Solokuro, Kedungpring , Karangbinangun, Modo dan Ngimbang.
Selain ke 5 cabang tersebut paket sembako juga diberikan pada 50 lansia yg tersebar di 5 cabang yakni cabang Babat, Sugio, Sekaran, Pucuk dan Lamongan. Masing-masing cabang mendapat 10 paket sembako.
Bakti sosial yang dilaksanakan PDA Lamongan tidak hanya pemberian paket sembako tapi juga pemberian bantuan uang tunai kepada panti asuhan Aisyiyah cabang Babat serta dilaksanakan pula pemeriksaan, pengobatan gratis kepada peserta yg meliputi cek darah, cek kolesterol, asam urat.
Pada rangkaian acara tersebut sebagaimana penggalan tema Gerakan cinta anak ( GDA ) maka pada kesempatan itu dilaksanakan deklarasi gerakan cinta anak dg ditandai pembubuhan tanda tangan PWA Jatim, PDA Lamongan, PDM Lamongan yang selanjutnya secara keseluruhan diikuti oleh PCA, PRA se-Lamongan sebagai bukti seriusnya PDA sampai tingkat PRA konsen dalam dukungan pemberian hak-hak perlindungan anak sebagai bukti nyata dari gerakan cinta anak. (Uswatun/ Majelis Kader PDA Lamongan)
Maaf..kok berantakan begitu ya penulisan berita tentang acara Kajian Ramadhan & Bhakti Sosial PDA..,, mohon untuk berikutnya lebih cermat bahasanya..terimakasih.