MuhammadiyahLamongan.com – “Lebih senang mana, anak-anak ramai di jalanan atau di masjid,” tanya Mohamad Su’ud saat mengisi materi Darul Arqom yang dilaksanakan Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah Pucuk, 14/4/2018.
Suud mengungkapkan bahwa saat ini telah menjamur warung-warung kopi di tepi-tepi jalan, di lorong-lorong jalan desa. Uniknya warkop itu mayoritas dihuni anak-anak dan remaja. Bahkan saat maghribpun mereka tidak beranjak dari tempat duduknya.
Sekretaris Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan ini mengajak pimpinan dan aktifis Nasyiatul Aisyiyah untuk melakukan gerakan cinta masjid, sebagaimana yang dilakukan oleh Majelis Tabligh melalui Gerakan Memakmurkan Masjid Muhammadiyah (GM3).
“Anak lebih dekat dengan ibu, maka jangan pernah jenuh dan bosan mengajak anak ke masjid. Masjid sarana mengenalkan anak kepada rumah Allah. Remaja yang jauh dengan masjid, karena masa kecil tidak dibiasakan,” ungkap pria, yang juga sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah Modo.
Pengasuh konseling remaja di radio prameswara ini, menemukan beberapa fakta, masih ada masjid yang menakut-nakuti anak-anak di masjid. Inilah yang menyebabkan ketakutan pada diri anak. “Tugas Ibu-ibu adalah membantu takmir untuk menjadikan masjid ramah anak. Ini perlu dijadikan program bagi Nasyiatul Aisyiyah. Ayo dimulai dari cabag Pucuk,” katanya lebih lanjut.
Membawa anak ke masjid bagian dari regenerasi dan menuju penguatan keluarga. “Jangan malu. Jadikan sebagai ilmu bagaimana cara mengatasi keengganan anak ke masjid. Perlu dicoba sampai puluhan kali, sampai menjadi kebiasaan anak. Jangan kalah dengan rengekan anak,” ungkap pria pengasuh group kajian wal ashri ini.
Peserta sebanyak 60 orang ini berasal dari unsur Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah se-Cabang Pucuk, berlangsung di Gedung MI Muhammadiyah Tulung Kecamatan Pucuk.
Selain dihadiri Pimpinan Muhammadiyah (PCM) Pucuk, Darul Arqom PCNA Pucuk tersebut juga dihadiri Drs H usnul Aqib MM, anggota Komisi A DPRD Propinsi Jawa Timur. (Red)