MuhammadiyahLamongan.com – Kalau mau sukses menjadi pemimpin harus disiapkan 3 M dan 3 T. Demikian diungkapkan Fathurrahim Syuhadi Ketua Kwarda HW Lamongan dalam Pelatihan dan Kompetensi Siswa (PKKS) SMK Muhammadiyah sekabupaten Lamongan.
Menjadi pemimpin adalah amanah. Amanah itu bila dilaksanakan dengan sempurna akan bernilai sebagai ibadah. Selanjutnya semua ibadah yang benar surga jaminannya.
Para pelajar Muhammadiyah adalah anak anak yang berbakat dan punya prestasi untuk menjadi pemimpin. Tentu kemampuan itu harus selalu diasah dan dilatih. Forum PKKS ini merupakan wadah yang sangat pas. Untuk itu modal awal menjadi pemimpin adalah dengan selalu giat belajar dalam menghadapi hidup ini dengan penuh semangat, papar Fathurrahim
Agar para pelajar Muhammadiyah yang tergabung dalam IPM, HW dan Tapak Suci ini sukses di dalam berorganisasi maka mereka harus menerapkan konsep 3 T. Apa itu 3T. T yang pertama adalah Tertib Beribadah, dengan tertib beribadah maka hubungan dengan Allah dan sesamanya akan terjaga. Berikutnya adalah Tertib Belajar, dengan tertib belajar maka akan didapatkan siswa yang unggul dan berprestasi. Selanjutnya tertib yang ketiga adalah tertib berorganisasi. Insya Allah dengan menerapkan konsep 3T ini maka akan tetlahir pelajar Muhammadiyah yang memiliki sibghoh atau nilai lebih, jelas Fathurrahim yang pernah menjadi ketua PD IPM Lamongan periode 1990-1992.
Lebih lanjut disampaikan Fathurrahim Syuhadi bahwa ciri utama seorang pemimpin itu harus mampu menghimpun para anggotanya, selanjutnya pemimpin itu harus mampu membina para jamaahnya menuju amar makruf nahi munkar. Tidak kalah pentingya adalah pemimpin itu harus mampu menggerakkan anggota. Tentu bergerak sesuai visi dan misi organisasinya. Apabila pemimpin mampu melaksanakan ketiganya maka dipastikan organisasi tersebut akan maju dan orang tersebut sukses menjadi pemimpin.
Di akhir materi disampaikan bahwa para peserta pelatihan hendaknya meneladani para tokoh persyarikatan di dalam memimpin organisasi. Pak AR Fahrudin memimpin Muhammadiyah dengan lemah lembut, Pak Dien Samsudin dan Pak Amien Rais memimpin Muhammadiyah dengan penuh terobosan terobosan baru.
Ditegaskan juga oleh ketua kwarda HW ini, selanjutnya peserta pelatihan bila sudah kembali ke tempat tinggalnya diharapkan aktif di ranting Muhammaditah atau Aisyiyah setempat (Barok)