Muhammadiyah Lamongan Berkemajuan

Didanai Rp 43 M, Masjid Asy Syifa’ Berarsitektur Turki Utsmani Diresmikan Prof Haedar Nashir

MuhammadiyahLamongan.com – Daftar ikon Lamongan kian bertambah. Kali ini dipersembahkan oleh warga Muhammadiyah Lamongan berupa Masjid Asy-Syifa’ Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML).Masjid yang dibangun berasitektur campuran Turki Utsmani dan China tersebut dibangun dengan biaya sekitar Rp 43 miliar. Masjid yang dibangun di atas lahan seluas 7.000 meter persegi itu diresmikan langsung Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dr. KH. Haedar Nashir, M.Si, Rabu (17/01/2024).

“Saya ikut merasa bangga akan kemajuan Muhammadiyah Lamongan, tak ada tandingannya memang Lamongan ini,” kata Haedar Nashir dalam peresmian masjid Asy Syifa’ di lingkungan kompleks Rumah Sakit Muhammadiyah (RSML).

Selain Haedar, sejumlah pimpinan pusat Muhammadiyah juga ikut hadir dalam peresmian masjid Asy Syifa’, begitu juga jajaran Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur dan PDM Lamongan. Tampak di antaranya adalah Ketua PWM Jawa Timur Dr dr Sukadiono MM dan Ketua PDM Kab. Lamongan Drs H Shodikin MPd. Tak ketinggalan jajaran pejabat Lamongan juga ikut hadir menyaksikan momen bersejarah tersebut di antaranya adalah Dr. H. Yuhronur Efendi, MBA dan Kepala Kemenag Lamongan Moch. Syamsury.

Ketua PDM Lamongan  Drs H Shodikin MPd menambahkan bahwa pembangunan masjid Asy Syifa’ dirancang dengan filosofi arsitektur seperti ini dengan harapan menjadi simbol kejayaan Muhammadiyah di Lamongan seperti kejayaan Islam pada masa Turki Utsmani. Disampaikan  bahwa pembangunan masjid dimulai awal Juni 2022 lalu dan telah diselesaikan pada Januari 2024. Total luas bangunan masjid tercatat 3.900 meter persegi dari total luas area 7.000 meter persegi.

Masjid dibangun, lanjut dia, dengan tiga lantai berkapasitas 1.500 jamaah. Di lantai dua dilengkapi dua lift untuk jamaah laki-laki  dan perempuan, juga ada ruangan dan berbagai fasilitas laiinya seperti tempat rapat, tempat buat pernikahan, ruang baca, ruang musafir, Kantor Lazizmu, Kantor Dewan Pengawas Syar’iah (DPS), dan fasilitas lainnya. Kemudian di lantai satu ada telaga kecil untuk penampungan air untuk kebutuhan jamaah.

Yang membuat Shodiqin bangga bahwa proses pembangunan masjid ini diarsiteki oleh kader-kader Muhammadiyah. Bahkan seluruh biaya pembangunannya diambilkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Muhammadiyah (APBM) sendiri, baik sumbangan atau dari pengelolaan amal usaha yaitu RSML. Total biayanya menghabiskan anggaran sekitar Rp 43 miliar. Dari jumlah itu, Rp 2,5 miliar sumbangan berbagai kalangan, sisanya dari RSM Lamongan.

Dia berharap masjid ini ini menjadi kebanggaan rakyat Lamongan dan sebagai pusat dakwah pusat Muhammadiyah. Meski telah berhasil merampungkan pembangunan masjid ikonic di Lamongan, namun pihaknya tidak berhenti karena kader Muhammadiyah dididik dengan semangat teologi al-Ma’un untuk terus menolong dan teologi al-Insyira untuk cepat-cepatan. “Makanya setelah membangun maka Muhammadiyah akan membangun lagi,” tambah dia.

Di tempat yang sama, Direktur RSML dr Umi Aliyah menyampaikan pendiriannya bahwa pihaknya membangun masjid ini bukan hanya sekadar bertujuan menyediakan sarana tempat ibadah mahdhoh semata, tetapi lebih dari itu.  Dirinya berharap keberadaan masjid Asy Syifa’ ini  jadi pusat kegiatan rujukan keragamaan Islam sekaligus mendukung kemajuan Islam sebagai wujud implementasikan dari misi misi Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan untuk unggul mandiri berdaya saing tinggi menolong kemanusiaan. (roudlon)

2
Share this article
Shareable URL
Prev Post

Generasi Muda Muhammadiyah Harus Mahir Ilmu dan Berintelektual

Next Post

Warga Muhammadiyah Antusias Menghadiri Peresmian Masjid Asy-Syifa’ RSML

Read next
0
Share