MuhammadiyahLamongan.com – Keinginan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Deket guna mendirikan Klinik Pratama sebagai perwujudan salah satu program pendirian seribuh Klinik Kesehatan oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Pendirian atas dasar semangat gotong royong dan kebersamaan serta mengutamakan visi sebagai penolong untuk kesengsaraan umum.
Meski demikian, mendirikan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) seperti sebuah Klinik ini memang sangat mudah, namun seiring berjalanya waktu menjaga ideologi Muhammadiyah di AUM harus tidak boleh di abaikan ungkap Yatno Sekretaris PCM Deket pada saat Turba PCM Deket, Sabtu (21/10) bertempat di Masjid Al Ikhlas Babat Agung, Kecamatan Deket, Lamongan.
Yatno, Menegaskan untuk mengantisipasi pengeroposan ideologi dalam Muhammdiyah diperlukan eksistensi dan komitmen Pimpinan Persyarikatan maupun Pimpinan AUM agar dapat memagari Muhammadiyah dan seluruh lembaga dan aset yang di milikinya dari paham kepentingan, visi dan misi yg mengeroposkan ideologi Muhammadiyah.
Dalam masalah yang tengah dihadapi Muhammadiyah akhir- akhir ini, maka penguatan ideologi gerakan menjadi sangat penting untuk dilaksanakan oleh segenap unsur Persyarikatan dan AUM.
“Sekarang, terjadi kerapuhan ideologi di kalangan pimpinan dan para warga Muhammadiyah serta pengelola AUM juga tengah terjadi. Karena itulah tajdid ideologi atau revitalisasi ideologi- karena terjadinya krisis serta adanya ancaman dari paham dan ideologi lain-tidak bisa ditunda-tunda lagi,”tambahnya.
Lebih lanjut, Yatno berharap dengan spirit Al Ma’un kami ingin mencapai tujuan di lahirkan Muhammadyah yaitu untuk mencapai masyarakat yang adil sentausa, bahagia,disertai nikmat nikmat dan rahmat yang melimpah sehingga negara ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Sementara itu, Muhammad Tsabit Hamdan Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan saat diundang untuk mengisi pengajian dalam kegiatan tersebut mengungkapkan bahwa Muhammadiyah adalah sebagai gerakan islam moderat yang berkarakter tengahan.
Pasalnya, karena berwatak tengahan itulah Muhammadyah selalu ada di tengah sebagai penyeimbang yang adil, istiqomah dan harus berjalan lurus di antara faham-faham islam radikalisme dan liberalisme serta menolak ektrimisme, katanya. (*)