MuhammadiyahLamongan.com – Gema kalimat Bhineka Tunggal Ika di Nusantara, mengejutkan seluruh rakyat Indonesia. Tidak terkecuali Pelajar Muhammadiyah yang menjadi salah satu organisasi pelajar kritis transformatif.
Dalam menanggapi isu kebhinnekaan tersebut, Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Moropelang, mengkaji dalam seminar pelajar dengan tema “Peran Pelajar Sebagai Benteng Bhinneka Tunggal Ika”di Desa Moropelang, Kecamatan Babat, Lamongan, Ahad (18/12) siang.
Menurut Ayik selaku Ketua IPM, acara ini sebagai solusi pencerahan bagi pelajar Muhammadiyah tentang makna bhinneka tunggal ika dalam cara pandang keislaman. Dalam pergerakan kami, kami diajarkan cinta tanah air, sebagaimana gerakan Hisbul Wathan (HW) salah satu organisasi otonom di Muhammadiyah.
Dalam seminar yang diikuti kurang lebih 100 peserta tersebut, hadir sebagai Pemateri. Daud selaku yang mewakili dari Polsek Babat dan dr. Agus Pramono dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Babat serta Mohammad Najib sebagai moderator.
Sementara itu, Daud menyampaikan sebagai benteng Bhineka Tunggal Ika ini. IPM yang akan dipersiapkan untuk masa depan maka jangan sekali-kali melakukan tindakan-tindakan yang tidak baik.
Maraknya narkoba dan minuman keras yang beredar dikalangan pelajar maka harus dihindari “Sebagai benteng, jangan pernah sekecilpun menyentuh Narkoba dan minuman keras, karena nanti akan menjadikan lemah benteng”, tambah Daud.
Sedangkan dr. Agus Pramono dari PCM Babat menegaskan, Pelajar Muhammadiyah harus memegang teguh Surat Alfath ayat 29.” sebagaimana telah disampaikan Allah, Allah bersama orang orang yang keras terhadap kaum fakir, saling berkasih sayang dengan sesama, bersama sama orang orang ruku’dan sujud, tampak muka mereka bekas dari sujud”.
Lebih lanjut Agus berharap, Pelajar Muhammadiyah harus kembali mengkaji pedoman hidup warga Muhammadiyah, serta Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah. (M.Najib)