MuhammadiyahLamongan.com – Hari ini kita masih dihadapkan pada persoalan kebangsaan. Hal itu disampaikan Ketua Umum Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC. IMM) Lamongan Musa Kubuwono pada saat sambutan Pelantikan Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Muhammadiyah Paciran, Selasa (28/11) bertempat di Aula Gedung Dakwah Muhammadiyah Paciran, Lamongan.
Menurut, Musa salah satu persoalan kebangsaan yang kita hadapi hari ini yakni penurunan moralitas. Pasalnya, kelakuan para pemimpin atau elit pemerintahan tidak mampu memberikan tauladan yang bagus bagi masyarakat.
Dia mencohtohkan, misalnya kasus yang dialami oleh Ketua DPR RI Setya saat Novanto Menteri ESDM, Sudirman Said melaporkan Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) di DPR terkait pencatutan nama Presiden RI Joko Widodo dalam perbincangan tentang saham Freeport antara Presiden PT Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin, Setya Novanto, dan pengusaha Riza Chalid.
Pada September 2016, Setya melawan proses hukum di kejaksaan dengan melakukan gugatan uji materi atas Pasal 88 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dan Pasal 15 tentang pemberantasan UU Tipikor ke MK. MK memenangkan Setya Novanto dalam uji materi itu.
Saat kasus itu mencuat, Setya sempat dicopot dari jabatannya sebagai Ketua DPR dan digantikan oleh Ade Komarudin. Namun setelah menang uji materi di MK, Setya kembali diangkat menjadi Ketua DPR hingga saat ini. MKD pun telah memulihkan kembali nama baik Setya pada kasus Papa Minta Saham.
Kasus lain, Ketua DPR Setya Novanto terjerat skandal korupsi pengadaan e-KTP. Politikus partai Golkar tersebut. KPK menetapkan Setya sebagai tersangka terkait dengan kasus korupsi e-KTP. Dia diduga mengatur perencanaan hingga siapa saja yang ikut dalam proyek mega tersebut.
Lebih lanjut, Musa menilai maka dari kasus itu kita harus mampu menjadi pemimpin yang berkualitas dan berintergritas. Ia menjelaskan, berkualitas dalam keilmuan dan moral. Menjadi pemimpin pertama, iman harus kuat.
“Dunia adalah ladang akhirat, jika agama adalah tiangnya maka Penguasa atau pemimpin adalah penjaganya, apabila sebuah bangunan tanpa tiang akan roboh, penguasa adalah penjaganya” katanya.
Bangunan tanpa tiang akan roboh dan apa yang tidak dijaga akan hilang. Keteraturan dan kedisiplinan tidak akan terwujud kecuali dengan keberadaan pemimpin, jelasnya.
“Berorganisasi sama halnya kita berlayar dalam menghadapi gelombang, ketika kita mampu melawan dan melewati masalah itu maka kita bisa menjalankan organisasi itu. Kita semua adalah calon pemimpin maka harus mampu memimpin diri sendiri dan keumatan,” pungkas Musa.
Usai Pelantikan, kegiatan tersebut dengan Diklat Managemen Organisasi (DMO) sebagai bekal awal menjalankan organisasi. Acara ini dihadiri oleh seluruh anggota PK IMM STIT Muhammadiyah Paciran, PK IMM se Cabang Lamongan dan Organisasi otonom Muhammadiyaj se Cabang Paciran, selain iti sekitar 50 peserta dan tamu undangan.(Kholis)